Jumat 28 Sep 2018 13:12 WIB

Tingkatkan Daya Saing, Pertanian Harus Berinovasi

Inovasi pertanian diharapkan dapat diadopsi dan diproduksi massal.

Mentan Andi Amran Sulaiman di Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Serpong.
Foto: Kementan
Mentan Andi Amran Sulaiman di Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Serpong.

REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, untuk mendukung revolusi industri 4.0, sektor pertanian yang akan datang sedang bereksperimen dengan model dan inovasi bisnis baru. Yaitu pertanian presisi, pertanian vertikal, dan pertanian pintar (smart farming).

Data besar, sensor dan drone, alat analisis, "internet pertanian" dan otomatisasi alsintan adalah beberapa teknologi yang mendukung industri 4.0. Pemanfaatan Internet of Thing (IoT) dalam Internet Pertanian adalah untuk menghubungkan benda-benda sekitar kita dengan internet melalui smarphone maupun gadget lainnya.

Hal tersebut melengkapi dan mengembangkan praktek pertanian modern yang selama ini sudah dijalankan. Termasuk dalam pemanfaatan irigasi, pengolahan lahan, penggunaan pupuk dan pestisida, pengembangan varietas tanaman baru, pengolahan pasca panen, hingga pemasaran.

Amran menyatakan, kementeriannya melalui Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) juga telah mendukung pengembangan Industri 4.0 dengan memanfaatkan teknologi-teknologi cloud computing, mobile internet dan mesin cerdas (artificial intelligence), kemudian digabung menjadi generasi baru yang dimanfaatkan untuk menggerakkan traktor. Sehingga mampu beroperasi tanpa operator (autonomous tractor), pesawat drone untuk deteksi unsur hara, dan robot grafting.

Pada acara bertajuk “Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern Mendukung Revolusi Industri 4.0“, Balitangtan meluncurkan teknologi yang dikembangkan dengan kombinasi antara teknologi cloud computing dengan mobile internet, yaitu UPJA Smart Mobile dan SAPA MEKTAN.

UPJA Smart Mobile adalah aplikasi Android yang digunakan untuk melakukan usaha jasa pengolahan tanah, jasa irigasi, jasa penanaman padi, jasa panen padi, jasa penggilingan padi, jasa jual benih, jasa jual gabah, jasa pelatihan untuk operator alsintan, perawatan dan perbaikan alsintan, dan jasa penjualan suku cadang alsintan. "Sementara, SAPA MEKTAN adalah aplikasi administrasi pengujian alsintan online berbasis android dan berbasis web yang digunakan di Laboratorium Penguji BBP Mektan," ujar Amran.

Peluncuran inovasi teknologi mekanisasi lainnya yang dihasilkan Balitbangtan, antara lain smart irrigation, smart green house, telescoping boom sprayer, mobile dryer, rice Upland Seeder by Farm Dozer, jarwo riding transplanter, penanam benih padi, alsin penanam tebu dan pemasang drip line irigasi, dan kandang ayam close system mendukung Program Bekerja (Bedah Kemiskinan, Rakyat Sejahtera).

"Semua inovasi teknologi Badan Litbang yang dilaunching hari ini diharapkan diadopsi dan diproduksi massal oleh para perusahaan alsintan yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas usahatani sehingga mampu meningkatkan produksi usahatani dan kesejahteraan petani," jelas Amran seperti dalam siaran persnya.

Amran mengakui peran perakayasa sangat penting, maka sejak awal kepemimpinannya, ia mendorong 1.128 peneliti Balitbangtan untuk melakukan inovasi dengan memberikan insentif berupa royalti. Amran juga meminta sejumlah stakeholder penting termasuk sejumlah kepala daerah, Kepala Pusat Bidang Diklat BPPT, Kepala PUSPIPTEK dan perwakilan dari sejumlah kampus, perusahaan alsintan, dan para perekayasa untuk mendorong sektor pertanian lebih berdaya saing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement