REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan hingga akhir 2018 dapat membagikan 10 juta ekor ayam kampung untuk 200 ribu rumah tangga miskin (RTM) melalui program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja).
"Kami targetkan 10 juta ayam untuk 200 ribu RTM sampai akhir tahun dan itu saya yakin mengubah, menekan kemiskinan di desa. Kita ibarat memberikan pancingnya, bukan ikannya," kata Menteri Amran di Garut, Jawa Barat, Kamis (27/9).
Hal itu ia sampaikan saat meluncurkan Program Bekerja dan membagikan ayam petelur untuk 569 RTM di Desa Talagawangi, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut. Ia menjelaskan Program Bekerja dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Kementerian Sosial, BUMN, Kementerian Desa PDTT dan BKKBN. Penerima bantuan program bekerja merupakan RTM petani atau masyarakat yang memiliki pendapatan di bawah Rp 1,4 juta.
Khusus di Kabupaten Garut, setidaknya ada 11.381 RTM yang layak diberikan bantuan atau lebih dari 569 ribu ekor ayam yang dibagikan. Adapun Program Bekerja dilakukan dengan tahapan yakni jangka pendek sampai jangka panjang dan dikembangkan dengan sistem klaster.
Untuk jangka pendek, petani miskin diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraannya melalui penanaman komoditas harian yakni sayur-sayuran. Sementara jangka menengah, bantuan dilakukan dengan pemberian 50 ekor ayam per rumah tangga pra-sejahtera. Ayam yang diberikan jenis petelur yang berumur dua bulan.
Tahun ini, Kementan menyediakan bantuan ayam sebanyak 6 juta ekor berikut kandang dan pakan serta pendampingan. Amran menjanjikan pada 2019, bantuan diberikan dua kali lipat.
Amran optimistis, melalui bantuan pada Program Bekerja, masyarakat dapat meningkatkan perekonomiannya, misalnya, budi daya ayam mampu bertelur saat usia enam bulan sebanyak 50 butir per hari dengan masa produktif tiga tahun.
"Kalau 50 telur per hari, pendapatan Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta per bulan. Masyarakat pra-sejahtera memiliki pendapatan Rp 1,4 juta. Ditambah Rp 2,5 juta, berarti Rp 3,5 juta per bulan," ujarnya.
Selain diberi bantuan ayam petelur dan bibit sayuran, RTM petani juga diharapkan dapat menanam kopi. Setelah tiga tahun tanaman kopi akan berbuah dan bisa memberikan tambahan pendapatan.
Amran menuturkan pengelolaan Program Bekerja dilakukan dengan sistem klaster. Tujuannya agar terbangun industri olahan yang langsung mengolah dan memasarkan produk pangan petani, sehingga tidak lagi sebagai penghasil bahan pangan mentah, tetapi juga mampu menghasilkan produk akhir yang memberikan keuntungan yang lebih besar.
"Kita bangun program kemiskinan ini dengan sistem klaster. Bila perlu ada 1 jenis tanaman per klaster, karena kita ingin berskala industri."