Selasa 25 Sep 2018 20:37 WIB

Warga Cirebon Antusias Ikut Sekolah Tari Gratis Pertamina

Ini untuk menjaga kelestarian dan kearifan budaya Indonesia.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gita Amanda
Melestarikan Budaya Tari. Penari melakukan tari topeng saat pembukaan pagelaran Pertamina Budaya di Keraton Kesepuhan, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (22/9). Kesultanan Kesepuhan bekerjasama dengan Pertamina Internasional EP dan Yayasan Belantara Budaya membuka sanggar tari topeng gratis sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian budaya daerah.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Melestarikan Budaya Tari. Penari melakukan tari topeng saat pembukaan pagelaran Pertamina Budaya di Keraton Kesepuhan, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (22/9). Kesultanan Kesepuhan bekerjasama dengan Pertamina Internasional EP dan Yayasan Belantara Budaya membuka sanggar tari topeng gratis sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian budaya daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Tarian-tarian lokal nusantara kini mulai tergerus oleh perkembangan tari yang lebih modern. Kondisi ini jelas mengkhawatirkan apabila tak ada lagi generasi muda yang melestarikan tarian lokal tersebut.

Pendiri Yayasan Belantara Budaya Indonesia, Diah Kusuma Wijayanti mengakui kondisi tersebut. Karenanya ia menyambut baik kerja sama antara belantara budaya Keraton Kasepuhan Cirebon dan Pertamina Internasional EP untuk mengadakan sekolah tari gratis di Cirebon.

"Ini untuk menjaga kelestarian dan kearifan budaya Indonesia," ujarnya, saat jumpa pers, di Keraton Kasepuhan, Cirebon, Sabtu (22/9) lalu.

Ia menginginkan anak muda mulai mengenal dan mencintai kearifan lokal. Sehingga tak tergerus oleh budaya asing.

Diah mengungkapkan dibukanya sekolah tari gratis ini mendapatkan antusias yang tinggi dari masyarakat. Sejauh ini sudah 260 pendaftar dan dimungkinkan akan terus bertambah karena akan terus dibuka setiap hari Sabtu di Keraton Kasepuhan.

Menurut Diah, program sekolah tari gratis ini untuk sementara akan berlangsung selama satu tahun. Harapannya bisa terus berlanjut dengan kerjasama yang lebih meningkat lagi.

Ia menilai program ini berdampak positif yaitu pelestarian budaya Cirebon. Kemudian masyarakat juga akan banyak yang hadir ke Kasepuhan. Lalu kearifan dan budaya lokal akan terjaga.

"Target untuk di Cirebon dimulai dari kearifan lokal dulu. Setelah khatam baru pindah ke tarian lain," kata Diah menjelaskan tarian pertama yang akan diberikan di sekolah ini.

Tari topeng adalah materi pertama yang akan diajarkan kepada para peserta. Sebab tarian merupakan tarian dinamis sehingga gampang disenangi oleh masyarakat.

Setiap enam bulan sekali akan diadakan pementasan di Kasepuhan untuk melihat perkembangan tarian mereka. Kemudian setiap tahun akan diberikan sertifikat.

Ratu Raja Alexander Wuryaningrat dari Keraton Kasepuhan berterima kasih atas program ini. Ia berharapa masyarakat Cirebon bisa melestarikan tradisi dan budaya lokal yang ada.

Tari topeng, kata Ratu Alexandra, merupakan peninggalan pendiri Cirebon. Setiap gerakannya mempunyai nilai filosofi yang tinggi. Sehingga bisa menjadi tuntunan sekaligus hiburan.

"Maka harus kita tingkatkan. Kita apresiasi sekolah gratis di Kesultanan Keraton," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement