REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Generasi muda memiliki peran penting mengembangkan sektor pariwisata yang berlatar kekayaan alam dan budaya. Untuk itu, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk lewat Kafe BCA on the Road mengupas potensi pengembangan wisata yang ada di DI Yogyakarta.
Sebagai ujung tombak bangsa, generasi muda harus mampu mengeksplorasi potensi wisata Nusantara dan memanfaatkannya secara tepat guna. Karenanya, penting mengenal lebih kekuatan industri pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kafe BCA on the Road dimulai dengan menjelajahi Goa Pindul, wisata alam menyusuri goa air yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Di sana, peserta diajak memahami besarnya potensi wisata yang ada..
Turut dilakukan perbincangan santai dengan sosok-sosok binaan BCA. Ada Doto dari Desa Wisata Penting Sari, dan Yudan dari Wirawisata Goa Pindul. Potensi yang ada coba dikupas habis di bincang santai tersebut.
Hadir Vice President Corporate Social Responsibility BCA, Inge Setiawati, dan Vice President Transaction Banking Product Development, Fera Agustina. Lanjut, kunjungan dilakukan ke wisata belanja di Kota Yogyakarta, Malioboro.
Setelah itu, Kafe BCA on the Road mengadakan sharing session yang dibuka Sekretaris Perusahaan BCA, Jan Hendra. Materi akan diisi Komisaris Independen BCA, Cyrillus Harinowo dan pengamat ekonomi, Tony Prasetiantoro.
Turut menjadi pemateri Direktur Utama Badan Otoritas Borobudur, Indah Juanita. Dalam sambutannya, Sekretaris Perusahaan BCA, Jan Hendra mengatakan, kegiatan ini memang jadi lanjutan Kafe BCA yang biasa digelar di Menara BCA Jakarta.
Jadi yang pertama, Kafe BCA on the Road dihelat di DI Yogyakarta karena dirasa sesuai tema pariwisata yang diusung. Tujuannya, agar bisa merasakan secara langsung bagaimana potensi pariwisata bisa mengembangkan potensi daerah.
"Dan desa-desa wisata ini jadi jembatan, bukan tujuan akhir, sehingga harapannya kehadiran desa-desa wisata bisa menumbuhkan potensi daerah sekitar," kata Jan di Eastparc Hotel Yogyakarta, Sabtu (22/9) malam.
Soal wisata, pengamat ekonomi, Tony Prasetiantono menilai, Indonesia tengah memasuki proses experience economy. Artinya, semua orang berkeinginan untuk mengalami dan merasakan sensasi-sensasi yang ditawarkan.
Untuk itu, ia berpendapat, tepat bila ada target tinggi kunjungan pariwisata pada 2019. Walau tampak sulit, target itu yang secara tidak langsung akan menjadikan jalur-jalur pariwisata sebagai pendorong ekonomi di Indonesia.
Demi mewujudkan itu, sudah tentu perlu infrastruktur dan entrepreneur. Sebab, jika satu daerah memiliki potensi wisata yang tinggi tapi tidak ada investasi di dalamnya, sangat sulit untuk mendulang ketertarikan wisatawan.
"Itu yang terjadi di Bali, life of stay tinggi karena banyak atraksi, kalau Yogyakarta maksimal dua life of stay-nya, itu karena atraksinya kurang banyak," ujar Tony.
Esok harinya, Kafe BCA on the Road dilanjut dengan mengunjungi wisata terrace kaca Pantai Gesing di Kabupaten Gunungkidul. Eksplorasi dilanjutkan ke hutan pinus agar lebih mengenalkan lagi keasrian DI Yogyakarta.