Sabtu 22 Sep 2018 13:08 WIB

Kementan Terus Bantu Pulihkan Ekonomi Pasca Gempa NTB

Posko Utama Kementan Peduli Gempa NTB terus menyalurkan berbagai bentuk bantuan

Red: EH Ismail
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita saat melakukan kunjungan kerja ke NTB, Jumat (21/9)
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita saat melakukan kunjungan kerja ke NTB, Jumat (21/9)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Kementerian Pertanian terus berupaya  membantu memulihkan perekonomian warga pasca gempa bumi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita mengatakan, bencana gempa telah menimbulkan kerugian jiwa dan material.,

“Bapak Mentan langsung mengintruksikan kami turun langsung membantu pemulihan pasca gempa di NTB. Bantuan uang tunai dari keluarga besar Kementan dan para mitranya yang masuk ke rekening posko gempa bumi Pulau Lombok yang dikelola BPBD Provinsi NTB. Sampai saat ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp. 11.751.000.627,” kata Diarmita saat melakukan kunjungan kerja ke NTB, Jumat (21/9)

Menurut Diarmita, hingga saat ini, Posko Utama Kementan Peduli Gempa NTB juga masih terus menerima dan menyalurkan berbagai bentuk bantuan berupa telur, beras, minyak goreng, pakaian, selimut, pakan ternak, air mineral, susu, sembako, sosis, dan makanan siap saji.

Terkait dengan penanganan bidang peternakan dan kesehatan hewan, Ditjen PKH terus memberikan bantuan dalam penanganan ternak milik warga terdampak. Tim Satgas Ditjen PKH  bahkan sudah sebulan lebih pasca bencana gempa NTB ditugaskan secara bergantian di daerah bencana. Tim tersebut terdiri dari unsur pusat (Sekretariat Ditjen PKH, Direktorat Keswan, Kesmavet, Pakan, Bitpro, PPHNak), UPT Ditjen PKH (BBVet Denpasar, BBVet Wates, BBMSOH Gunung Sindur, BPTUHPT Denpasar, Bvet Subang, BPMSPH Bogor, BPMPP Bekasi, BET Cipelang dan BIB Lembang), serta UPT dibawah Badan Karantina Pertanian (Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dan Mataram).

Diarmita menjelaskan, upaya-upaya yang telah dilakukan Kementerian Pertanian melalui Ditjen PKH untuk penanganan ternak, diantaranya: mengidentifikasi jumlah, jenis ternak dan ternak sakit (zoonosis); merencanakan dan mengkoordinasikan upaya untuk mengatasi masalah yang mendesak akibat bencana gempa khususnya terkait bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan; memobilisasi ternak dalam rangka evakuasi dari daerah terdampak ke daerah yang lebih aman; inventarisasi kebutuhan pakan (konsentrat dan HPT), obat-obatan dan air minum; memberikan dan menyediakan Pelayanan Kesehatan Hewan, kandang penampungan sementara; melakukan pendistribusian bantuan pakan ternak (konsentrat dan HPT) pada kelompok ternak yang sudah teridentifikasi; memonitor dan mengevaluasi kegiatan penanganan bencana Gempa bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan; analisis kerugian dampak bencana khususnya dibidang peternakan (ekonomi veteriner).

Diarmita menerangkan, Tim Satgas Ditjen PKH berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dan kabupaten terdampak (Lombok Utara, Lombok Timur dan Barat), Posko Induk Kementerian Pertanian (BPTP NTB) dan Posko Pendampingan Nasional (POSPENAS)

“Sampai saat ini Tim kami masih terus melakukan pendistribusian bantuan pakan ternak dan obat hewan kepada Kelompok Tani Ternak (KTT) terdampak, serta membantu memperbaiki fasilitas peternakan,” ungkap Diarmita.

Berdasarkan laporan ketua Tim Satgas Ditjen PKH, per 20 September 2018 jumlah ternak yang sudah teridentifikasi sebanyak 9.346 ekor dari 13 kecamatan dan 77 KTT. Masing-masing berada di  3 kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Utara (KLU), Lombok Timur (Lotim) dan Lombok Barat (Lobat). "Kami update terus datanya, jadi kemungkinan data berubah terus," ujar Diarmita.

Terkait bantuan pakan ternak, per 20 September 2018 telah didistribusikan sebanyak 72,3 ton konsentrat dan 116,6 ton pakan (pucuk tebu) dengan penyaluran 8 kali tahapan.

“Intinya pemerintah saat ini terus fokus membantu pemulihan ekonomi di NTB Pasca Gempa. Saat ini tim kami juga masih terus bergerak untuk mengevaluasi bangunan dan fasilitas peternakan dan kesehatan hewan yang rusak termasuk beberapa Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan)," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement