REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Menteri Keuangan Korea Selatan Kim Dong-yeon mengatakan, pertumbuhan kerja di negaranya stabil melemah hingga akhir tahun. Hal itu disebabkan belanja fiskal yang tidak mencukupi untuk mengimbangi hilangnya pekerjaan di industri sektor jasa dan swasta.
"Pertumbuhan lapangan kerja melemah ke level paling bawah," ujar Menkeu Kim dalam wawancara dengan media asing seperti dikutip laman Reuters, Jumat (21/9).
Korea, sebagai negara perekonomian terbesar keempat di Asia telah menciptakan 5000 pekerjaan pada Juli tahun sebelumnya dan menurun menjadi sekitar 3000 pada Agustus tahun ini. "Tren semacam ini akan lanjut di babak kedua (akhir tahun)," ujarnya.
Pernyataan Kim tersebut dikatakannya pada Kamis yang dirilis pada Jumat untuk membatasi perdagangan. Menurut Kim, meskipun pemerintah meningkatkan pengeluaran fiskal untuk pekerjaan, yang termasuk juga anggaran tambahan 3,5 miliar dolar Amerika serikat (AS), dukungan negara saja tidak dapat membuat posisi baru dengan segera.
"Sektor layanan guna memajukan pertumbuhan pekerjaan, dari situlah kami kehilangan angka kerja pada Agustus," kata Kim.
Sejak pelantikan Presiden Korsel Moon Jae-in, kebijakan ekonomi dan tantangan politik terjadi di negara tersebut, termasuk tingkat pengangguran yang mencapai tingkat tertinggi sejak delapan tahun terakhir.
Bulan lalu juga, sentimen konsumen merosot ke level terendah sebab kondisi ekonomi yang lemah. Namun, banyak terdapat data yang memberikan bukti soal kekuatan ekonomi. Dari situ, investor mempertanyakan strategi pertumbuhan pemerintah.
Meski demikian, Kim mengatakan, pemerintah tetap berpegang pada perkiraan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 2,9 persen. Ia juga mencatat ekonomi akan terus mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekspor, meskipun perdagangan global masih menjadi perhatian.