Selasa 18 Sep 2018 17:59 WIB

Mendag Ogah Urusi Gudang Bulog yang Penuh

Gudang Bulog penuh akibat stok yang berlebih.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita di Dago, Kota Bandung, Jumat (14/9).
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita di Dago, Kota Bandung, Jumat (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita enggan mengomentari lebih jauh terkait penuhnya gudang Bulog akibat impor beras yang dilakukan belum lama ini. Enggar menilai, hal itu bukan ranah dirinya sebab kebijakan impor yang diputuskan Kemenko Perekonomian mengamanatkan impor dilakukan oleh Bulog.

"Enggak tahu saya, bukan urusan kami. Itu sudah diputuskan di rakor Menko, urusan Bulog," ujar Enggar di kantor Kemenko Maritim, Selasa (18/9).

Enggar mengatakan, urusan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah kali ini sepenuhnya merupakan kebijakan Bulog. Tak hanya mekanisme impor, persoalan perizinan juga, kata dia, berada di kewenangan Bulog.

"Kan bagian dari pemerintah. Ini minta persetujuan siapa yang ajuin, persetujuan impor Menko, Mendag, Mentan, dan Bulog. Menetapkan izin impor, yang ditugaskan impor siapa? Bulog. Sesudah itu ada perpanjangan izin di Bulog," kata Enggar.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, ia harus menyewa gudang milik TNI AU untuk menyimpan stok beras karena gudang miliknya sudah penuh. Sebelumnya, Budi juga mengatakan, impor beras yang diperintahkan oleh pemerintah tak sebanding dengan jumlah gudang penyimpanan Bulog. 

"Kalau saya penuhi perintah kemarin dari Menko dan Mendag bahwa impor satu juta, mau ditaro di mana beras itu? Kecuali Mendag menyediakan gudang atau kantor beliau mau dijadikan gudang beras," ujarnya.

photo
Impor beras tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement