REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Coca Cola dikabarkan sedang mengincar pasar minuman beraroma ganja. Dilansir dari Bloomberg, Selasa (18/9), rencana tersebut muncul setelah saham produsen ganja Aurora Cannabis Inc berhasil mengungguli saham Coca Cola Co.
Degan mengincar pasar minuman beraroma ganja, pihak Coca Cola mengatakan hal itu dilakukan untuk memanfaatkan permintaan yang melonjak. Terutama untuk permintaan konsumen produk ganja karena minuman soda pada umumnya saat ini sedang menurun.
Melihat peluang tersebut, Coca Cola mencoba memantau industri yang baru lahir seperti minuman infus. Jika selama ini minuman infus hanya memasukkan potongan daun min dan berbagai potongan buah namun kali ini diganti dengan daun ganja.
Tentu saja, minuman infus tersebut dibuat dengan bahan non-psikoaktid dalam ganja. Di mana hal tersebut menjadi minuman yang dinilai dapat mengobati rasa sakit.
Dengan munculnya encana tersebut, saat ini dikabarkan pembuat minuman ringan yang berbasis di Atlanta sedang dalam pembicaraan dengan produsen ganja Kanada, Aurora Cannabis. Hal itu dilakukan untuk mengembangkan minuman infus ganja tersebut.
“Kami mengamati dengan seksama pertumbuhan bahan non-psikoaktif sebagai bahan dalam minuman kesehatan fungsional di seluruh dunia,” kata juru bicara Coca Cola Kent Landers dikutip dari Bloomberg, Selasa (18/9).
Hanya saja, Landers menolak berkomentar terkait pembicaraan dengan produsen ganja Kanada, Aurora Cannabis. Terlebih saat ini, saham Aurora Cannabis meningkat sebanyak 23 persen pada perdagangan Senin (17/9) menjadi delapan dolar AS.
Saham lain dalam industri ganja juga melonjak yakni Tilray Inc memperlihatkan peningkatan sebanyak 9,4 persen setelah Coca Cola berminat dengan pasar minuman ganja.