Jumat 14 Sep 2018 14:52 WIB

Ekspor Keramik Purwakarta Meningkat

Keramik Plered digemari warga Amerika, Eropa dan Jepang.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Friska Yolanda
Seorang pekerja tengah memberikan sentuhan terakhir dari pembuatan sebuah pot bunga yang terbuat dari tanah liat, di sebuah industri keramik rakyat, di Plered, Kabupaten Purwakarta, Rabu (22/9).
Foto: FOTO ANTARA/Hermanus Prihatna
Seorang pekerja tengah memberikan sentuhan terakhir dari pembuatan sebuah pot bunga yang terbuat dari tanah liat, di sebuah industri keramik rakyat, di Plered, Kabupaten Purwakarta, Rabu (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pengiriman keramik asal Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, ke luar negeri mengalami peningkatan selama 2018 ini. Sampai saat ini, tercatat 81 kontainer sudah membawa kerajinan kriya tersebut untuj diekspor. Kondisi ini sangat bagus, terutama ketika rupiah sedang tergerus oleh dolar AS.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Litbang Keramik Plered, Bambang Mega Wahyu, mengatakan, pada tahun ini ekspor keramik menunjukan tren yang positif. Ia mengklaim permintaan keramik terus mengalami peningkatan.

"Sampai saat ini kita sudah kirim 81 kontainer keramik," ujar Bambang, kepada Republika.co.id, Jumat (14/9).

Menurut Bambang, kerajinan kriya yang diekspor tersebut mayoritas merupakan keramik hias dan vas fungsi seperti vas bunga. Keramik ini, banyak diminati oleh Amerika, negara-negara di Eropa serta Jepang. 

Jika dirupiahkan, perputaran uang dalam kegiatan ekspor keramik ini sangat tinggi. Sebab, untuk satu kontainernya nilai keramik tersebut mencapai Rp 300 juta. Saat ini, yang dikirim ke luar negeri sudah 81 kontainer. 

"Tinggal dikalikan saja. Perputaran uangnya telah terlihat," ujarnya.

Bambang menyebutkan, meningkatnya geliat usaha keramik ini mendorong warga setempat untuk kembali menjadi perajin. Berdasarkan instansinya, ada 205 unit usaha perajin yang ada di Kecamatan Plered ini. Sedangkan, perajin dengan produk khusus impor ada 25 unit usaha. Dengan begitu, totalnya ada 230 unit usaha perajin.

Kondisi ini dinilai sangat positif. Sampai saat ini, keramik yang masih menjadi primadona, yaitu pot bunga, keramik hias, dan gerabah.

"Semoga, sampai akhir tahun target ekapor keramik bisa teralisasi. Yakni, mencapai 120 kontainer," ujarnya.

Eman Sulaeman, Ketua Cluster Keramik Plered, mengaku, pelemahan rupiah terhadap dolar AS memberikan dampak positif pada industri keramik berbasis ekspor. Permintaan ekspor, katanya, mengalami peningkatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement