Jumat 14 Sep 2018 11:01 WIB

Indonesia Dorong ASEAN Berkolaborasi di Sektor Manufaktur

Melalui kolaborasi ini diharapkan ASEAN bisa menjadi basis manufaktur di kawasan Asia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Industri manufaktur
Foto: Prayogi/Republika
Industri manufaktur

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, negara-negara kawasan Asia Tenggara (ASEAN) sedang meningkatkan kemampuan dan menyiapkan kolaborasi untuk menjadi basis manufaktur di Asia. Beberapa strategi yang perlu dilakukan oleh negara-negara ASEAN yakni meningkatkan kapabilitas manufaktur dan kebijakan untuk menarik investasi.

Selain itu, ASEAN juga harus mengadopsi teknologi baru dan membutuhkan keterampilan pekerja. Terutama dengan adanya industri 4.0, maka membutuhkan kerja sama terhadap kompetensi sumber daya manusia di ASEAN.

“Jadi, ke depan itu bukan lagi persoalan kekuatan masing-masing, tetapi lebih kepada kerja sama antara negara anggota ASEAN yang saling menguntungkan,” ujar Airlangga dalam siaran pers, Jumat (14/9).

Menurut Airlangga, seluruh tenaga kerja yang memiliki keterampilan tinggi akan menjadi kunci kesuksesan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah mendorong industri kecil dan menengah (IKM) ikut berpartisipasi dalam transformasi tersebut.

“Asean juga harus memanfaatkan kekuatan masing-masing negara dan menciptakan sinergi di antara mereka sendiri,” kata Airlangga.

Sebelumnya, di depan sejumlah pemimpin negara dalam World Economic Forum (WEF) on ASEAN di Hanoi, Presiden Joko Widodo mengajak bersama-sama mendorong peningkatan ekonomi bukan lagi dari sumber daya alam, melainkan SDM yang tidak terbatas. Adapun Jokowi menyampaikan hal itu dengan menyitir film Avengers: Infinity War.

“Kita tahu, dalam film tersebut muncul sosok bernama Thanos yang mengancam akan memusnahkan setengah populasi bumi, dengan alasan sumber daya yang kian terbatas. Namun kenyataannya, sumber daya untuk manusia tidak terbatas,” kata Jokowi.

Menurut Presiden, SDM menjadi faktor penting dalam impelementasi industri 4.0. Di sampng itu, didukung perkembangan teknologi terkini yang akan mampu menghasilkan peningkatan efisiensi dan memberikan kemampuan untuk sumber daya lebih banyak dari sebelumnya.

"Saya percaya revolusi industri 4.0 ini akan menciptakan banyak lapangan kerja dan meningkatkan kesetaraan. Karena salah satu aspek penting dari industri 4.0 adalah turunnya biaya produksi dan jasa sehingga harga barang semakin murah dan mudah dijangkau kalangan berpenghasilan rendah,” ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement