Kamis 13 Sep 2018 15:11 WIB

BKP Ungkap Strategi Meningkatkan Daya Saing Pertanian

Kementan lakukan berbagai upaya terobosan peningkatan daya saing

Red: EH Ismail
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi saat menjadi keynote speaker pada acara an International on Food,Agriculture, and Natural Resources Conference (FANRes) yang digelar di Ballroom Cavinton Hotel, Yogyakarta, Kamis (13/09).
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi saat menjadi keynote speaker pada acara an International on Food,Agriculture, and Natural Resources Conference (FANRes) yang digelar di Ballroom Cavinton Hotel, Yogyakarta, Kamis (13/09).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan Kementan berupaya meningkatkan daya saing produk pertanian. Hal itu dikatakan Agung saat menjadi keynote speaker pada acara an International on Food,Agriculture, and Natural Resources Conference (FANRes) yang digelar di Ballroom Cavinton Hotel, Yogyakarta, Kamis (13/09).

Agung menjelaskan, peningkatan daya saing produk pertanian dilakukan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2030 siprediksi jumlah penduduk di perkotaan mencapai 60 persen.

“Artinya, ke depan kecenderungan permintaan pangan olahan dari sumber protein hewani, buah dan sayur akan meningkat. dan konsekuensinya adalah kita harus meningkatkan daya saing produk pertanian," kata Agung dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.

Global competitive index tahun ini menempatkan Indonesia pada ranking 36 dari 137 Negara, masih diatas Vietnam (55) namun bersaing ketat dengan Thailand (32). Sedangkan  daya saing pertanian nasional berbeda-beda antar wilayah. Wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi memiliki tingkat daya saing paling tinggi di dibandingkan lokasi lainnya.

"Kami melakukan l;ima strategi untuk meningkatkan daya saing pertanian. pertama:   efisiensi transportasi dan logistik, kedua: pemberdayaan kelembagaan petani, ketiga: peningkatan efisiensi produksi, keempat: perbaikan infrastruktur, dan kelima: edukasi sumberdaya manusia" ujar Agung.

Berbagai upaya terobosan yang telah dilakukan  Kementerian Pertanian untuk Peningkatan Daya Saing rupanya membuahkan hasil positif. Berdasarkan data BPS Ekspor Indonesia tahun 2017 mencapai 168.828 juta dollar, dimana 90,67%-nya berasal dari non migas (pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan lainnya). Komoditas pemberi sumbangan terbesar adalah industri minyak sawit dan kopi. Komoditas lain seperti beras, bawang merah, jagung, dan cabai memiliki peluang besar untuk peningkatan ekspor.

Total ekspor pertanian selama tahun 2013-2017 sebesar Rp. 1.875 trilyun atau meningkat 24%. investasi pertanian juga sebesar 14,2% per tahun sejak 2013 hingga 2017.

Dalam konferensi tersebut, Agung yang didampingi Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan juga mengajak seluruh narasumber dan peserta dari Jepang, Korea Selatan, Australia, Inggris, Malaysia, mahasiswa dan perwakilan universitas negeri dan swasta dari berbagai wilayah di Indonesia untuk bersama-sama meningkatkan daya saing pertanian baik lingkup global dan nasional.

"Dengan potensi dan sumberdaya yang dimiliki, saya yakin kita mampu meningkatkan daya saing pertanian kita," pungkas Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement