Rabu 12 Sep 2018 01:15 WIB

Pengamat: Stimulus Penting untuk Industri Manufaktur

Industri manufaktur pada sektor UMKM juga patut diperhatikan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Pelepasan Ekspor Manufaktur. Kapal kontainer ukuran raksasa CMA CGM mengisi muatan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Pelepasan Ekspor Manufaktur. Kapal kontainer ukuran raksasa CMA CGM mengisi muatan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan stimulus fiskal dan nonfiskal sama-sama penting dilakukan pemerintah untuk terus mendorong industri manufaktur di Indonesia. Kuncinya, ada pada stimulus yang spesifik dan berorientasi pada ekspor.

Bhima memberikan contoh insentif untuk mendorong industri otomotif, khususnya sedan, dengan menurunkan pajak pertumbuhan nilai (PPN) komponen suku cadang. "Tujuannya, agar ekspor sedan bisa lebih tinggi ke negara intra ASEAN dan Timur Tengah," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/9).

Bhima menilai, pasar mobil sedan ke Qatar, Kuwait dan Uni Arab Emirat (UAE) terbilang potensial untuk dimanfaatkan sektor otomotif Indonesia. Dengan penurunan PPN, harga suku cadang dapat semakin murah yang berdampak pada penurunan biaya produksi. Dampak jangka panjangnya, daya saing produk Indonesia dapat naik dan bisa berkompetisi dengan negara lain.

Baca juga, Menperin: Geliat Sektor Manufaktur Sedang Tinggi

Sementara itu, Bhima menambahkan, industri manufaktur pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga patut diperhatikan. Bagi sektor ini, stimulus terpenting adalah dengan memberikan insentif berupa subsidi internet, kemasan dan peralatan komputer. "Jadi, para pelaku dapat memasarkan produk UMKM melalui market place ecommerce yang sekarang sudah menjadi gaya hidup," tuturnya.

Sebelumnya sudah ada bantuan kredit lunak yakni Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor (KURBE). Hanya saja, Bhima melihat masih ada kekurangan dari sisi pendampingan legal administrasi untuk menembus pasar ekspor Jadi KURBE dengan bunga ringan penting tapi pendampingan dari kementerian teknis ke UMKM penerima kredit itu lebih penting lagi.

Dalam pertemuan Indonesia-Korea Business and Investment Forum di Seoul, Korea Selatan, Menteri Airlangga menjelaskan bahwa sektor industri manufaktur konsisten menjadi pendorong utama pada perekonomian Indonesia. "Kontribusinya lebih dari 20 persenterhadap PDB nasional," ucapnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Kinerja tertinggi dari sektor manufaktur pada kuartal kedua tahun ini adalah industri plastik dan karet yang tumbuh 11,85 persen. Kemudian ada industri makanan dan minuman (8,67 persen), industri kulit dan alas kaki (11,38 persen), serta industri tekstil dan pakaian (6,39persen).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement