Selasa 11 Sep 2018 04:30 WIB

Komisaris PGN: Pemilihan Dirut adalah Hak Pemerintah

Pemerintah menunjuk Gigih Prakoso sebagai dirut PGN baru.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Hary Sampurno (kanan) berjabat tangan dengan pejabat lama Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Jobi Triananda Hasjim (kiri) saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta, Senin (10/9).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Hary Sampurno (kanan) berjabat tangan dengan pejabat lama Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Jobi Triananda Hasjim (kiri) saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta, Senin (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris Perusahaan Gas Negara (PGN), IGN Wiratmaja Puja mengatakan, perombakan direksi yang terjadi di tubuh PGN merupakan salah satu bagian dari keputusan pemerintah. Penunjukan Dirut merupakan hak dari pemegang saham dwi warna.

"Pertimbangan pergantian pengurus, ini sesuai peraturan yang berlkau adalah kewenangan dari pemegang saham dwi warna seri A. itu alasannya. Jadi ini memang kewenangan pemerintah," ujar Wirat di Hotel Four Season, Senin (10/9).

PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan perombakan direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Direktur Manajemen Investasi dan Resiko Pertamina, Gigih Prakoso resmi menggantikan Jobi Triananda sebagai Direktur Utama PGN.

Baca juga, Ini Bos Baru PGN.

Dalam RUPS, di keputusan Mata Acara 3, posisi Jobi disepakati dalam rapat digantikan oleh Gigih. Maka, dengan keputusan RUPS tersebut, Gigih resmi menjadi Dirut PGN.

Deputi Bidang Industri Strategis, Usaha Pertambangan dan Media, Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno menjelaskan keputusan pergantian Direktur Utama PGN ini sebagai salah satu langkah untuk menyeleraskan kerja di Holding.

Pemilihan Gigih sebagai orang dalam Pertamina yang merupakan Induk Holding Migas ke dalam PGN sebagai salah satu upaya untuk bisa mengharmonisasikan tugas tugas holding. "Untuk bisa menyeleraskan kerja holding migas," ujar Fajar di Hotel Four Season, Senin (10/9).

Gigih Prakoso sebelumnya menjabat sebagai Direktur Manajemen Investasi dan Risiko PT Pertamina (Persero) sejak Agustus 2017.  Namun, Gigih sendiri bukanlah orang asing di PGN. Sebelum menjabat sebagai direktur di Pertamina, Gigih juga pernah menjabat sebagai Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, meski menjabat hanya dalam hitungan bulan saja. Tepatnya sejak Mei 2017 hingga Agustus 2017.

Sementara itu, mantan Direktur Utama PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) Jobi Triananda mengaku lega bisa menyelesaikan jabatannya sebagai Direktur Utama di PGN. Jobi mengatakan, banyak pelajaran dan pengalaman yang ia dapatkan selama berada di PGN. "Alhamdulillah. Tugas saya sudah selesai di PGN," ujar Jobi saat ditemui di Lobby Hotel Four Season, Senin (10/9).

Jobi mengaku bangga bisa menjadi bagian dari PGN. Perusahaan yang bergerak di bidang upstream hingga downstream gas ini kata Jobi membuat dirinya banyak belajar dan PGN menjadi salah satu tempat yang membuat dirinya besar.

Saat ditanya langkah selanjutnya pascadari PGN, Jobi mengaku siap untuk ditempatkan dimana saja sesuai dengan tugas dari pemerintah. "Ditempatkan dimana saja saya oke, asal itu memang untuk kebaikan dan menjadi pengabdian saya kepada bangsa," ujar Jobi.

Jobi berharap PGN di bawah kepemimpinan Gigih Prakoso dan bergabung dengan Holding Migas bisa membuat PGN lebih baik lagi kedepannya. Ia berharap PGN bisa terus besar dan memberikan kontribusi kepada negara. "Tentu menjadi harapan kita semua agar PGN lebih baik dan lebih besar kedepannya," ujar Jobi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement