REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (7/9) sore bergerak menguat sebesar 37 poin. Rupiah menguat ke posisi Rp 14.836 dibandingkan sebelumnya Rp 14.873 per dolar AS.
Pengamat pasar uang dari Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova mengatakan intervensi Bank Indonesia melalui surat utang dan pasar valuta asing di dalam negeri menopang pergerakan rupiah. "Sentimen eksternal yang negatif membuat Bank Indonesia melakukan intervensi untuk menjaga volatilitas rupiah," katanya, Jumat (7/9).
Ia menambahkan faktor teknikal turut menjadi salah satu sentimen yang menopang apresiasi rupiah terhadap dolar AS. "Dalam beberapa hari terakhir dolar AS cenderung mengalami penguatan, situasi itu membuat sebagian pelaku pasar mengambil kesempatan ambil untung," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan sentimen mata uang selanjutnya akan tertuju pada data NFP (non-farm payroll) versi utomatic Data Processing (ADP). "Data itu berpotensi kembali meningkatkan volatilitas di pasar mata uang. Jika data itu dirilis lebih buruk dari estimasi, maka dolar AS berpotensi melanjutkan pelemahan," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (7/9), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 14.884 dibanding sebelumnya pada Kamis (6/9) di posisi Rp 14.891 per dolar AS.