Jumat 07 Sep 2018 13:09 WIB

Kisah Pejuang Disabilitas Ikut Membangun Desa 'Kumis'

Penyandang disabilitas membangun usaha inklusif mandiri.

Yuli bersama Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo didampingi Sekjen Anwar Sanusi, Dirjen Taufik Abdullah.
Foto: kemendes
Yuli bersama Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo didampingi Sekjen Anwar Sanusi, Dirjen Taufik Abdullah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yuli tak pernah menyerah memperjuangkan komunitasnya. Pada Kamis (6/9), panyandang disabilitas  dari Malang ini diantar oleh Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT, Haryono Suyono, menemui Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.

Yuli datang menghadap menteri disertai suami, anak dan tidak kurang dari 25 orang pengikutnya para penyandang disabilitas. Mereka ada yang berkaki satu, ada yang tidak bisa melihat, ada yang tidak bisa mendengar, ada juga yang didorong diatas kursi roda. Mereka didampingi seorang pengusaha muda peduli dari Bekasi, Heru Purnomo.

Yuli adalah seorang pejuang gigih dari Malang yang melatih dan memperkerjakan rekan-rekannya sesama penyandang disabilitas yang secara fisik memiliki kekurangan. Bersama rekan-rekannya sesama penyandang disabilitas, mereka memperluas kegiatan sosial ikut peduli terhadap desa “kumis”, kumuh dan miskin, di Bekasi.

Yuli menceritakan perjuanganya mengembangkan kegiatan untuk rekan-rekan penduduk miskin, penyandang disabilitas yang kurang mendapat perhatian. Melalui pelatihan dan membuat produk laku jual bersama-sama penduduk yang dilahirkan normal, mereka belajar dan mengembangkan usaha mandiri bersama-sama. Mereka mendirikan senuah usaha yang inklusif.

Salah satu cirinya adalah keberaniannya bekerja sama dengan mahasiswa dan dosen, di Malang bersama Universitas Brawijaya dan di Jakarta dan sekitarnya bersama Universitas Trilogi yang berbagi kegiatan dalam Kuliah Kerja Nyata dan pemberdayaan masyarakat luas di pedesaan.

Menteri Eko yang menaruh perhatian dan menghargai sangat tinggi perjuangan Yuli dan kawan-kawannya dalam pembangunan desa. Menurut Eko, Yuli membuktikan secara nyata bahwa penyandang disabilitas pun bisa menjadi contoh dan pusat pelatihan rekan-rekannya dalam membangun usaha yang mandiri dan inklusif.

Perjuangan yang berat asal dilakukan dengan ikhlas dan selalu memohon ridho dari Allah akan ditunjukkan jalan dan kemudahannya sehingga berhasil dengan baik. Usaha Yuli bersama seorang pengusaha muda yang peduli di Bekasi diharapkan dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh agar bisa menjadi contoh yang baik dalam membangun desa dan masyarakatnya.

Eko berjanji akan memberikan perhatian dan meninjau berbagai kegiatan yang sedang dikembangkan di Desa yang disebut Yuli sebagai Desa “Kumis”, kumuh dan miskin tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement