REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (7/9) pagi bergerak melemah tipis sebesar delapan poin menjadi Rp 14.881 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.873 per dolar AS. Pergerakan rupiah sepanjang Jumat terbatas.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Jumat, mengatakan, pergerakan dolar AS cenderung terbatas menyusul pelemahan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Ia memaparkan, Moody's Analytic melaporkan, perusahaan swasta menambah sekitar 163 ribu tenaga kerja baru pada Agustus lebih rendah dari ekspektasi.
"Pelemahan data itu memperkuat keyakinan investor bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif untuk menaikkan tingkat suku bunga," katanya.
Ia menambahkan, pergerakan dolar AS yang terbatas terhadap sejumlah mata uang dunia kemungkinan akan membantu penguatan mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah.
"Intervensi ganda BI di pasar surat utang dan pasar valas diperkirakan akan juga membantu penguatan rupiah," ujarnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan, laju mata uang dolar AS cenderung tertahan setelah muncul kabar mengenai negosiasi perdagangan Amerika Serikat dan Kanada mengalami kemajuan.
"Dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia di tengah meredanya kekhawatiran terhadap tensi perdagangan global, situasi itu mendukung permintaan aset di negara berkembang," katanya.
Kurs dolar AS mengalami pelemahan terhadap sejumlah mata uang utama pada perdagangan Kamis (6/9) di New York. Indeks dolar turun 0,13 persen pada akhir perdagangan.
"Dolar baru saja menyerahkan beberapa keuntungannya, secara umum, setelah berkinerja lebih baik, menjelang data pekerjaan penting," ujar Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.