Kamis 06 Sep 2018 14:27 WIB

Listrik Kini Terangi Masyarakat Sarolangun dan Merangin

Pemerintah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Jambi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Baznas bekerjasama dengan united nations development programme (UNDP) melakukan peletakan batu pertama pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro di desa Lubuk Bangkar, kecamatan Sarolangun, Jambi. Jumat (6/4).
Foto: Dea Alvi Soraya/Republika
Baznas bekerjasama dengan united nations development programme (UNDP) melakukan peletakan batu pertama pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro di desa Lubuk Bangkar, kecamatan Sarolangun, Jambi. Jumat (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Provinsi Jambi patut berbahagia setelah resmi beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin. Setelah puluhan tahun masyarakat belum mendapatkan akses listrik, kini masyarakat setempat sudah terbebas dari kegelapan. 

"Atas nama pemerintah saya merasa bahagia hari ini bisa bersama warga dari empat desa yang ada di dua Kabupaten Sarolangun dan Merangin bisa menyaksikan untuk pertama kalinya ke empat desa ini menikmati listrik," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala BAPPENAS Bambang Brodjonegoro meresmikan pembangunan dan revitalisasi PLTMH yang dipusatkan di Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Sarolangun, Kamis (6/9).

Bambang mengharapkan keberadaan listrik mampu dimanfaatkan secara optimal oleh warga sehingga mampu mempercepat perkembangan ekonomi masyarakat setempat. "Listrik harus menjadi nilai tambah perokonomian, seperti penggilingan kopi, kakao ataupun karet. Kalau ada nilai tambah, maka kesejahteraan akan meningkat," ujar Bambang.

Pembangunan dan revitalisasi PLTMH merupakan bagian dari program pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme/UNDP) bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dan Pemerintah Provinsi Jambi. Pembiayaan program ini menerapkan model keuangan gabungan atau blended finance antara sumber dana dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebesar 350 ribu dolar AS atau sekitar Rp 4,8 miliar dan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jambi sebesar 281.386 dolar AS atau sekitar Rp 3,76 miliar.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Ditjen EBTKE Noor Arifin Muhammad mengatakan keberhasilan model pembiayaan PLTMH di Provinsi Jambi akan direplikasikan untuk pembangunan proyek EBT serupa di berbagai wilayah Indonesia. "Kuncinya adalah adanya social entrepreneur. Ini bisa menjadi model dalam membangun infrastruktur EBT lain," ujar Noor.

Sambutan positif juga disampaikan Deputy Country Director UNDP di Indonesia Shopie Kemkhadze. Program ini sesuai dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Suistanble Development Goals/SDGs) bidang energi yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial serta pemberdayaan ekonomi lokal.

"Ini adalah contoh pertama bagaimana kemitraan inklusif antara komitmen Pemerintah, UNDP, dana BAZNAS dan CSR Bank Jambi dapat memberdayakan masyarakat lokal dan berkontribusi pada pencapaian SDGs. Akses listrik menjadi pondasi untuk kehidupan yang lebih baik. Sekarang anak-anak bisa belajar lebih lama," kata Sophie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement