Senin 03 Sep 2018 19:13 WIB

Enam Terminal BBM Akan Salurkan B20

Biodiesel dari enam TBBM ini disalurkan ke seluruh TBBM kecil lainnya.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) mengisi BBM ke kendaraan pelanggan di SPBU Coco Kuningan, Jakarta, Senin (3/9).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) mengisi BBM ke kendaraan pelanggan di SPBU Coco Kuningan, Jakarta, Senin (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina siapkan enam Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) untuk mengolah solar yang dicampur dengan Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Dari enam TBBM ini, solar akan disalurkan ke TBBM lainnya yang berada di daerah daerah terpencil.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan pemilihan enam TBBM ini dengan pertimbangan jarak. Pertamina memiliki setidaknya 52 TBBM untuk melakukan blending. Namun karena lokasinya yang tersebar, FAME hanya akan dikirim ke enam TBBM terpilih. 

"Kita sudah sepakat dengan suplier FAME untuk mengirim ke enam TBBM ini, baru setelah itu didistribusikan," ujar Nicke di SPBU Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/9).

Baca juga, Pertamina Sebut B20 Lebih Irit untuk Mesin Mobil

Nicke mengatakan, Pertamina belum bisa menerapkan pemakaian FAME di 52 TBBM. Hal tersebut disebabkan oleh sulitnya akses. Misalnya, tidak semua TBBM di Papua dapat diakses kendaraan roda empat. Maka, yang dipilih adalah satu TBBM di wilayah Wayame. Dari Wayame, solar yang telah dicampur FAME akan didistribusikan ke 14 TBBM di sekitar wilayah itu.

"Karena infrastruktur belum memadai untuk masing TBBM kecil," kata Nicke.

Ke depan, kata Nicke, Pertamina akan mengembangan green fuel. Belajar dari B20, Pertamina akan mempersiapkan kandungan biodiesel lainnya dengan persentase FAME lebih besar. Perseroan pun akan menyiapkan kilang yang khusus untuk mencampurkan minyak dengan tingkat kebersihan yang lebih baik.

"Ada kilang yang kita peruntukkan hasilkan green fuel, jadi tidak lagi hanya mencampur tapi memproduksi dan itu dari crude palm oil (CPO)," ujar Nicke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement