REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (28/8) pagi bergerak menguat tipis sebesar satu poin menjadi Rp 14.594 dibanding sebelumnya Rp 14.595 per dolar AS. Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan berkurangnya kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat dan para mitra dagangnya membuat laju dolar AS cenderung tertahan.
"Kali ini, kesepakatan dagang yang tercapai antara AS dan Meksiko direspons baik pasar sehingga mendorong minat pelaku pasar terhadap aset-aset negara berkembang," katanya.
Baca juga, IHSG Naik Didukung Aksi Beli Investor Asing
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar juga merespons pernyataan The Fed di akhir pekan lalu yang mengatakan akan adanya kenaikan bertahap suku bunga The Fed seiring membaiknya ekonomi AS. "Adanya pernyataan tersebut mengurangi ketidakpastian akan rencana The Fed terhadap suku bunganya," katanya.
Global Head of Currency Strategy & Market Research FXTM, Jameel Ahmad sebelumnya mengatakan pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole yang menyatakan laju pengetatan moneter tahun depan tidak akan sama seperti 2018. Hal itu membuat adanya perbedaan konsensus di kalangan pelaku pasar.
"Sebagian pihak menafsirkan the Fed tidak memiliki alasan untuk mempercepat kenaikan suku bunga, tapi sebagian menilai akan ada kenaikan suku bunga bertahap yang menyiratkan pengetatan kebijakan moneter AS secara konsisten. Konsensus bervariasi ini mungkin membuat pergerakan sejumlah mata uang bervariasi," katanya.