REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) akan menggunakan biodiesel untuk operasional kereta. Vice President Corporate Communication KAI Agus Komarudin mengatakan saat ini KAI sudah mempersiapkan penggunaan B20 tersebut untuk operasional kereta api.
"KAI intinya siap penggunaan ini (biodiesel) untuk lokomotif dan genset yang akan diaplikasikan pada 1 September 2018," kata Agus kepada Republika.co.id, Jumat (24/8).
Dengan penggunaan biodiesel tersebut, menurut Agus, dapat membantu program pemerintah. Hal itu terutama dalam menghemat devisa karena kuota impor bahan bakar minyak (BBM) berkurang.
Agus menjelaskan saat ini, KAI mengoperasikan 486 unit lokomotif dan 256 unit kereta pembangkit. Dalam operasional tersebut, dia mengatakan KAI mengkonsumsi bahan bakar dengan realisasi pada 2017 mencapai 220,1 juta liter per tahun. Sedangkan untuk 2018, realisasi sampai dengan Juni 2018 yaitu 114 juta liter.
"KAI berharap pasokan B20 dari anak usaha Pertamina yaitu Pertamina Patra Niaga dengan kualitas tetap terjaga karena KAI sudah mempersiapkan secara teknis dalam penggunaan biodiesel," kata Agus.
Sebelumnya, pemerintah sudah melakukan uji coba penggunaan biodiesel pada kereta untuk mempercepat perluasaan penggunaan biodiesel. Ketua Tim Teknis Kajian dan Uji Jalan Penggunaan B20 Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan dari hasil uji coba tersebut, tidak ada masalah dalam penggunaan B20 di dua jenis lokomotif milik KAI.
Program Mandatori B20 yang rencananya resmi diterapkan mulai 1 September 2018, yang diperluas ke semua sektor termasuk kereta api. Selama enam bulan uji coba, Dadan memastikan kereta KAI tidak mogok dan lokomotif jalan terus.