REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mencatatkan penambahan impor beras hingga dua juta ton pada tahun ini. Angka tersebut dikeluarkan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) yang dilakukan pada pertengahan 2018.
"Rakor yang sudah menetapkan. Rakor itu dipimpin oleh menko, dihadiri menteri pertanian, dirut Bulog, saya dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat ditemui di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Senin (20/8).
Beras tersebut nantinya akan diserahkan ke Bulog sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Sayangnya, ia tidak mengetahui dari mana asal beras yang akan didatangkan. Menurutnya, Perum Bulog sebagai pengimpor yang mengetahui pasti karena mengikuti tender terbuka untuk impor tersebut.
Baca juga, Hadapi Kemarau, Pemerintah Sebut tak Perlu Impor Beras
Izin impor oleh pemerentah ini merupakan yang ketiga sebanyak satu juta ton. Itu artinya, kuota impor beras yang dimiliki perusahan pelat merah tersebut sebanyak dua juta ton. Berdasarkan situs resmi perdagangan Kemendag, inatrade.kemendag.go.id, persetujuan impor beras ketiga untuk Perum Bulog sebagai keperluan umum diberikan pada 23 Juli 2018.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sejak Januari hingga Juli 2018, realisasi impor beras Bulog sudah mencapai 1,18 juta ton denilai 552,87 juta dolar AS. Sementara itu, stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang kerap dijadikan acuan Badan Ketahanan Pangan (BKP), stok akhir beras di PIBC per 19 Agustus 2018 sebesar 40.343 ton.