Jumat 17 Aug 2018 18:47 WIB

Presiden Minta Infrastruktur Listrik Diperkuat Tahun Depan

Pada 2019 Pemerintah menargetkan 99,9 persen wilayah Indonesia akan teraliri listrik.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Presiden Joko Widodo
Foto: R. Rekotomo/ Antara Foto
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo pada Pidato Kenegaraannya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (16/8), menjelaskan pentingnya ketersediaan infrastruktur ketenagalistrikan dalam menyokong perekonomian nasional yang berkelanjutan. Ia meminta infrastruktur kelistrikan semakin diperkuat di 2019 mendatang.

"Pembangunan ekonomi bukan hanya untuk dinikmati pada masa sekarang, tapi juga harus dirasakan dalam jangka panjang. Pembangunan mesti berkesinambungan. Salah satu penyangga keberlanjutan pembangunan adalah ketersediaan infrastruktur," kata Jokowi.

Ke depan, Pemerintah berjanji akan terus menggenjot pembangunan infrastruktur fisik secara masif dan merata di seluruh pelosok tanah air yang meliputi subsektor ketenagalistrikan terutama berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). "Proyek-proyek kelistrikan dengan sumber EBT, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Sidrap di Sulawesi Selatan, akan terus kita kerjakan di seluruh pelosok Tanah Air untuk mencukupi kebutuhan listrik masyarakat dan meningkatkan elektrifikasi," tambahnya.

Rasio elektrifikasi sendiri saat ini telah mencapai 97,13 persen secara nasional. Angka tersebut merupakan sumbangan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) 94,65 persen, non-PLN 2,36 persen dan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) sebesar 0,12 persen. Pada akhir tahun 2019, Pemerintah menargetkan 99,9 persen wilayah Indonesia akan teraliri listrik.

Untuk mencapai hal tersebut, salah satu upaya Pemerintah melalui Kementerian ESDM yaitu mempercepat program 35 ribu Mega Watt (MW). Stasus Juni 2018, sebanyak 2.278 MW telah beroperasi atau sekitar enam persen, 16.523 MW atau 47 persen pada masa konstruksi, kontrak/PPA belum kontruksi sebesar 13.481 MW (38 persen), tahap pengadaan 2.130 MW (enam persen) dan perencanaan 1.007 MW (tiga persen).

Senada dengan Presiden, Menteri ESDM Ignasius Jonan meminta seluruh jajaran di Kementerian ESDM untuk sama-sama menyelesaikan target elektrifikasi. Ia mengatakan, setidaknya masih ada enam juta rakyat yang perlu dipenuhi haknya dalam kebutuhan listrik.

Saat upacara peringatan HUT RI ke 71, Jonan menjelaskan ia ingin di akhir pemerintah kali ini, dan menjadi masa akhir tugasnya di ESDM, target elektrifikasi 99 persen harus bisa tercapai. Jonan mengatakan, pemenuhan target elektrifikasi yang baru mencapai 97,5 persen tidak boleh dirayakan dulu.

"Saya sangat tidak puas kalau di akhir masa pemerintahan ini, di akhir masa tugas saya rasio elektrifikasi 97,5 persen, sekarang dikejar, sekarang 97,13 persen. InsyaAllah, akhir tahun depan itu mudah-mudahan 99,9 persen," ujar Jonan di Kementerian ESDM, Jumat.

Jonan menjelaskan dengan ratio 97,13 persen artinya masih ada 2,87 persen masyarakat yang belum teraliri listrik. Jonan menjelaskan, artinya masih ada sekitar enam juta masyarakat yang belum teraliri listrik.

"Kalau tidak kontribusi kepada rakyat saya kira dosanya besar sekali. Karena banyak saudara sampai hari ini, kita 73 tahun merdeka belum menikmati layanan listrik. Ini yang kita kejar," ujar Jonan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement