Sabtu 30 Mar 2019 05:00 WIB

Sebagian Besar Proyek 35 Ribu MW Sedang Dikerjakan

Di Wilayah Jawa Bagian Barat, 2.915 MW pembangkit sedang dalam tahap konstruksi.

Direktur Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto (tengah).
Direktur Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 50 persen program listrik 35 ribu megawatt (MW) di wilayah Jawa Bagian Barat sedang dikerjakan. Bahkan sampai tahun ini khusus di Jawa Bagian Barat, sekitar 15 persen (811 MW) dari proyek nasional itu sudah beroperasi.

Direktur Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto, menyebutkan wilayah Jawa Bagian Barat mendapatkan kewajiban membangun pembangkit listrik dengan total daya 5.700 MW. Ia kemudian menguraikan perkembangan proyek strategis itu hingga awal tahun ini.

"Dari target itu, sekitar 15 persen atau 811 MW sudah beroperasi, 51 persen atau 2.915 MW sedang dalam tahap konstruksi, dan yang masih tahap perencanaan alias pra konstruksi sebanyak 35 persen atau 2.001 MW," ujar Haryanto memaparkan.

Selain membangun pembangkit listrik, Haryanto menyatakan, pihaknya juga ditugaskan membangun transmisi sepanjang 2.189 kmr. Realisasinya, kini sekitar 30 persen atau 666,7 kmr sudah beroperasi, 35 persen (764,9 kmr) sedang konstruksi, dan 35 persen (757,8 kmr) dalam tahap perencanaan.

Regional Jawa Bagian Barat juga mendapatkan mandat untuk membangun Gardu Induk sebesar 28.002 MVA. "Perinciannya hingga saat ini adalah 52 persen atau 14.654 MVA sudah beroperasi, 19 persen (5.388 MVA) sedang konstruksi, dan 29 persen (7.960 MVA) masih tahap perencanaan," kata dia.

Sejak dicanangkan pemerintah pada 2015, Haryanto menyatakan program 35 ribu MW merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk menciptakan kemandirian energi. Pemerintah ingin memanfaatkan secara optimal sumber-sumber energi yang tersedia di Tanah Air untuk kemaslahatan masyarakat.

"Program ini memberikan dampak ekonomi yang besar, memberikan peluang kepada 620 ribu tenaga kerja secara langsung dan tiga juta tenaga kerja secara tidak langsung, tersebar di seluruh Indonesia," ujar Haryanto.

Secara nasional, ujar Haryanto, program ini tersebar di 59 lokasi di Sumatra, 34 lokasi di Pulau Jawa, 49 lokasi di Sulawesi, Kalimantan 34 lokasi, dan Indonesia Timur 34 lokasi. Program ini juga membuka peluang pembangunan 75 ribu set tower dengan memanfaatkan 300 ribu kilometer konduktor aluminium.

Program nasional ini juga membangun 1.382 unit gardu induk, menggunakan 2.600 set trafo dan menyerap 3,5 juta ton baja profil dan pipa bukan pembangkit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement