REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Malaysia sepakat berkolaborasi mengembangkan industri otomotif hingga mampu menciptakan mobil ASEAN. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan memorandum of agreement (MoA).
Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas mengatakan mobil ASEAN yang dimaksud adalah kendaraan yang diproduksi dengan 40 persen komponen-komponennya berasal dari negara-negara ASEAN.
"Ada yang namanya ASEAN content. Nah, ASEAN content ini terdiri dari komponen yang diproduksi di masing-masing negara sehingga kalau sudah mencapai 100 persen komponennya, itu sudah disebut mobil ASEAN," ujar Made.
Made menyampaikan, untuk mewujudkan hal itu, industri komponen asal Indonesia akan menjalin joint venture dengan industri komponen asal Malaysia. Nantinya, joint venture ini untuk mengembangkan produk komponen yang dibutuhkan industri otomotif kedua negara.
Selain itu, joint venture tersebut akan diperdalam dengan melakukan riset dan pengembangan untuk menghasilkan produk otomotif yang dibutuhkan negara-negara di ASEAN. Hingga saat ini, ada tiga industri komponen asal Indonesia yang siap menjalin joint venture dengan industri komponen dari Malaysia.
"Dua dari anggota PIKKO (Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif), satu lainnya di luar PIKKO," ujar Made.
Sementara itu, Chief Executive Officer Malaysia Automotive Institute (MAI) Dato Madani Sahari menyampaikan potensi industri komponen kedua negara sangat besar untuk dikolaborasikan. "Jika digabungkan bisa mencapai 90 persen untuk memenuhi kebutuhan komponen di ASEAN. Sangat besar," ujar Madani.
Untuk itu, Dirjen Industri Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengharapkan keduanya mampu menciptakan pusat riset dan pengembangan untuk industri otomotif ASEAN. "Dengan demikian dari situlah akan muncul produk-produk bersama. Mereka akan mengidentifikasi, industri komponen mana saja yang laik untuk dikolaborasikan," kata Putu.