Selasa 07 Aug 2018 21:09 WIB

Pengemudi Ojek Daring akan Tetap Berdemo Tuntut Tarif Naik

Pembahasan kenaikan tarif dengan operator belum menemukan titik temu.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nur Aini
Ribuan pengemudi ojek daring berdemo, ilustrasi
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Ribuan pengemudi ojek daring berdemo, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok pengemudi ojek daring atau ojol yang tergabung dalam Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) berencana melakukan aksi demonstrasi untuk menuntut kenaikan tarif. Demonstrasi tersebut rencananya digelar pada saat pembukaan Asian Games 2018.

"Ya tetap bisa akan berlanjut (demo ojol saat pembukaan Asian Games 2018)," kata Presidium Garda Igun Wicaksono kepada Republika.co.id, Selasa (7/6).

Sebelumnya, Wakil Presden Jusuf Kalla mengharapkan tidak ada aksi demo saat pembukaan Asian Games 2018. Selain berdemo, Igun mengatakan Garda berencana berdiskusi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Hal itu dilakukan untuk melaporkan adanya dugaan persaingan usaha antara dua aplikator penyedian transportasi daring di Indonesia yaitu Gojek dan Grab.

Igun menuturkan hal itu masih berkaitan dengan persoalan tarif. "Iya ini adalah dampak perang tarif yang tidak sehat sehingga ada rencana kami akan ke KPPU," kata Igun.

 

Igun menilai perang tarif sangat merugikan para pengemudi ojek daring. "Selain itu juga tarif ojek daring yang sangat murah mematikan transportasi umum konvensional," tutur Igun.

Garda mengharapkan aplikator bisa menaikan tarif ojek daring sekitar Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kilometernya. Mediasi yang dilakukan antara pengemudi ojek daring dan aplikator tidak memberikan hasil membuat Garda tetap memutuskan melakukan aksi demo saat Asian Games 2018.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan Grab sudah membahas hal tersebut dalam forum diskusi dengan pengemudinya. Sebelumnya ada sekelompok pengemudi ojek daring yang telah meminta kenaikan tarif.

"Grab pun telah terlibat dalam berbagai forum diskusi, di mana telah dipahami bahwa kenaikan tarif secara drastis dan terlalu tinggi berpotensi membahayakan pendapatan mitra pengemudi," kata Ridzki, Selasa (7/8).

Hal itu menurutnya akan mempengaruhi penumpang ojek daring. Ridzki mengatakan jika tarif naik terlalu tinggi maka penumpang akan membandingkan dengan moda transportasi lain.

Sebelumnya, Grab sudah menyatakan selama ini pendapatan pengemudinya sudah mengalami kenaikan sebanyak 12 persen. Hal tersebut dikarenakan Grab sudah menaikkan argo minimum setiap perjalanan dari Rp 5.000 menjadi Rp 7.000.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement