Selasa 07 Aug 2018 03:00 WIB

Bulog Salurkan Beras Premium untuk Lombok

Gudang Bulog di Lombok roboh karena gempa.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Seorang pekerja mengangkut karung beras saat melakukan bongkar muat di Gudang Bulog Baru Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/7).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Seorang pekerja mengangkut karung beras saat melakukan bongkar muat di Gudang Bulog Baru Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog mengirim 20 ton beras kualitas premium ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (6/8). Beras tersebut untuk pasokan penanganan dampak bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok, Ahad (5/8).

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, sebelumnya Bulog telah menggelontorkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 17 ton untuk Lombok. CBP tersebut dikirim langsung dari gudang Bulog yang berada di kabupaten tersebut.

"(Pengiriman CBP) Terus jalan karena jatahnya 100 ton per kabupaten," katanya saat ditemui di Gedung kementerian Pertanian, Senin (6/8). Bahkan, dia mengatakan provinsi memiliki CBP hingga 200 ton.

Gudang Bulog di NTB, diakui Tri, dalam kondisi memprihatinkan karena turut roboh. Untuk itu, beras yang berada di gudang akan dikeluarkan sesuai dengan permintaan Pemerintah Daerah. Ia menambahkan, saat ini stok CBP yang ada di NTB mencapai 48 ribu kg.

CBP yang dimiliki Bulog dijaga berada pada angka 1 juta ton hingga 1,5 juta ton. Beras tersebut, selain keluar pada saat bencana tapi juga untuk menjaga stok pemerintah. Jika tidak untuk bencana, ia mengatakan, CBP dikeluarkan untuk operasi pasar.

"Kita masih ada kewajiban menyalurkan 200 ribu ton lagi untuk rastra sampai Agustus. Nanti kita juga ada Bantuan Pemerintah Nontunai (BPNT). Kalau BPNT butuh beras kita support juga beras untuk BPNT," katanya.

Sementara itu, hingga saat ini Bulog masih terus melakukan penyerapan beras ataupun gabah dari petani dengan fleksibilitas karena harga yang masih di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Namun serapan gabah oleh Bulog masih di bawah 10 ribu ton per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement