REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memastikan cadangan beras Perum Bulog memadai hingga akhir 2018. Oleh karena itu, pemerintah menaksir tidak akan kembali mengimpor beras.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, stok beras milik Bulog mencapai 2 juta ton. Hal itu, ujarnya, cukup untuk menghadapi musim kemarau dan stok beras tetap terjaga hingga masa panen di awal tahun depan.
"Stoknya aman sampai musim panen bulan Februari-Maret mendatang," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (3/8).
Darmin menyatakan, Presiden Joko Widodo telah mendeteksi kenaikan harga beras di pasar induk dalam beberapa hari terakhir. Untuk itu, Presiden memanggil sejumlah menteri kabinet dan Direktur Utama Perum Bulog terkait pasokan beras dan kesiapan menghadapi musim kemarau.
Darmin menyebut, saat ini Bulog memiliki cadangan beras sebanyak 1,8 juta ton beras medium dan 200 ribu beras premium. Produksi beras dalam negeri pun saat ini masih berjalan walapun dengan kuantitas yang sekami kecil.
"Intinya kita ada stok. Tidak perlu impor," kata Darmin.
Pemerintah saat ini akan menugaskan Bulog untuk lebih gencar dalam melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga. Selain itu, Kementerian Pertanian pun diminta untuk membantu petani yang mengalami masalah dalam menghadapi musim kemarau.
"Termasuk yang dibicarakan tadi, Mentan (Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman) bisa tidak bantu pompa sehingga lahan yang mengalami kekeringan bisa terbantu," kata Darmin.
Baca: Menko Darmin: Ekonomi Bocor karena Devisa tak Kembali