REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat energi Marwan Batubara optimistis sumber daya manusia PT Pertamina (Persero) akan mampu mengelola Blok Rokan, Riau. Pertamina akan mengambilalih pengelolaan Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) setelah habis kontrak pada 2021.
"Aneh saja, kalau masih ada pihak-pihak yang ragu dengan kemampuan bangsa sendiri. Pertamina sudah mampu dan terbukti sukses mengelola blok-blok pascaterminasi," katanya, Kamis (2/8).
Menurut dia, karakteristik Blok Rokan tidak jauh berbeda dengan ladang migas yang kini dikelola oleh Pertamina. "Rokan ini sangat cocok dengan portofolio Pertamina, jadi tidak menjadi masalah bagi Pertamina untuk mengelolanya nanti pasca-2021," kata Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) itu.
Dengan memakai teknologi yang sesuai untuk Blok Rokan, Marwan optimistis Pertamina mampu menjaga kesinambungan produksi ladang minyak terbesar di Indonesia tersebut. Apabila memang diperlukan, lanjutnya, Pertamina bisa membeli teknologi lanjut (enhance oil recovery/EOR) atau membayar ahli-ahli terkait untuk membantu pengelolaan Blok Rokan pasca-2021.
Soal dana, menurut dia, juga tidak menjadi masalah bagi Pertamina, karena Blok Rokan sudah berproduksi, sehingga akan mudah BUMN migas tersebut mendapatkan pembiayaaan baik dalam maupun luar negeri.
Marwan melanjutkan Pertamina juga sudah berpengalaman melakukan eksplorasi dan eksploitasi ladang minyak baik baru maupun tua di darat, rawa, dan laut. Demikian pula, Pertamina kini telah beroperasi di sejumlah negara seperti Malaysia, Myanmar, Irak, Aljazair, Nigeria, Prancis, dan Kanada.
Ditambah lagi, Pertamina juga sukses mengelola blok pascaterminasi seperti Offshore North West Java (ONWJ) yang meningkat dua kali lipat sejak diambil alih, lalu West Madura Offshore (WMO) dan tentunya Mahakam sebagai blok gas terbesar di Indonesia.
"Jadi, mestinya, jangan lagi ada keraguan dengan kemampuan Pertamina," katanya.
Menurut dia, Pertamina juga sudah menyatakan akan mengintegrasikan operasi Blok Rokan dengan aset Pertamina di Sumatera termasuk kilang dan pelabuhan di Dumai, Riau, sehingga bakal lebih efisien. "Dengan keputusan pemerintah menyerahkan Blok Rokan ke Pertamina ini, maka akan meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi nasional," kata Marwan.
Hingga Mei 2018, produksi migas Pertamina tercatat 912 MBOEPD yang terdiri dari 380 MBOPD minyak dan 3.081 MMSCFD gas.
Sementara, berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi Blok Rokan kini mencapai 207 ribu barel per hari atau setara 26 persen produksi nasional. Blok Rokan juga diperkirakan memiliki cadangan 26 miliar barel minyak.