Kamis 02 Aug 2018 11:49 WIB

Komoditas Pangan Jaga Inflasi Rendah

Inflasi dipicu kenaikan harga dengan naiknya indeks kelompok pengeluaran

Red: EH Ismail
Menteri Pertanian Amran Sulaiman panen padi
Menteri Pertanian Amran Sulaiman panen padi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi Juli 2018. Pada Juli 2018 inflasi sebesar 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,14. Inflasi dipicu kenaikan harga dengan naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Tercatat, kelompok bahan makanan pada Juli 2018 memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,17%. Komoditas pertanian yang sempat mengalami kenaikan harga pada Juli 2018 adalah telur ayam ras dan daging ayam ras. Meski demikian, telur dan daging ayam memberi pengaruh kecil terhadap inflasi, masing-masing 0,08% dan 0,07%.

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Kariyasa mengatakan pengaruh komoditas pertanian terhadap kenaikan inflasi Juli 2018 sangat kecil. Komoditas pertanian lainnnya justru memberi andil dominan terhadap deflasi.

“Komoditas pertanian yang dominan memberikan andil deflasi itu seperti bawang merah sebesar 0,05%, cabai merah sebesar 0,02%, daging sapi 0,01%, bawang putih 0,004%, kentang 0,002%, wortel 0,002%, papaya 0,0025%, kelapa 0,003% ” kata Ketut Kariyasa dalam pesan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Kamis (2/8).

Ketut Kariyasa menambahkan pada Juli, terjadi sedikit kenaikan harga beras. Namun hal itu berpengaruh kecil terhadap inflasi yakni 0,001. Pengaruh beras terhadap inflasi terjadi pada Januari sebesar 0,24% dan Februari sebesar 0,04%.

“Jadi, secara keseluruhan, andil komoditas pertanian terhadap inflasi di bulan Juli 2018 ini sangatlah kecil. Artinya harga pangan secara keseluruhan masih stabil. Adapun kenaikan telur dan ayam bulan lalu, itu karena rantai pasok. Namun harganya saat ini kian menurun,” tutur Ketut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement