Rabu 01 Aug 2018 10:02 WIB

Chevron Kecewa dengan Keputusan Pemerintah Indonesia

Pertamina bersaing dengan Chevron untuk memperebutkan hak kelola Blok Rokan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pemerintah Resmi memberikan kelanjutan kontrak operasi Blok Rokan kepada Pertamina. Selasa (31/7).
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Pemerintah Resmi memberikan kelanjutan kontrak operasi Blok Rokan kepada Pertamina. Selasa (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan pemerintah memberikan operasional Blok Rokan ke PT Pertamina (Persero) hingga 2041 membuat Chevron kecewa. Meski begitu, Chevron mengatakan bangga karena telah bermitra dengan Indonesia selama lebih dari 90 tahun.

"Meskipun kami kecewa mendengar informasi ini, kami sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan informasi lebih lanjut," ujar Manager Corporate Communications and Spokesperson for Chevron Indonesia, Danya Dewanti kepada Republika, Rabu (1/8).

Baca juga: Pertamina Resmi Kelola Blok Rokan Hingga 2041

Danya juga menjelaskan Chevron Pacific Indonesia (CPI) telah memperoleh informasi bahwa Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), telah mengumumkan penunjukan Pertamina sebagai Kontraktor KKS Rokan setelah kontrak berakhir pada 2021.

photo
Profil Blok Rokan

CPI merupakan operator Blok Rokan yang sempat mendapatkan izin operasi Blok dengan produksi terbesar di Indonesia ini sejak 1985 silam. CPI memiliki 100 persen saham kepemilikan dan mengoperasikan Blok Rokan yang akan berakhir pada tahun 2021. Produksi bersih rata-rata harian pada tahun 2017 tercatat sebesar 122 ribu barel minyak dan 21 juta kaki kubik gas alam.

Duri adalah lapangan terbesar di Blok Rokan. Teknologi steamflood telah diaplikasikan di Duri sejak tahun 1985 dan merupakan salah satu proyek pengembangan steamflood terbesar di dunia. Pada tahun 2017, produksi bersih rata-rata sebesar 54 ribu barel minyak mentah per hari. Pemboran sumur sisipan dan pengerjaan ulang sumur terus dilakukan pada tahuun 2017.

Produksi Blok Rokan saat ini berasal dari 75 lapangan aktif yang menghasilkan Sumatra Light Crude, dengan produksi bersih rata-rata per hari sebesar 68 ribu barel minyak mentah dan 21 juta kaki kubik gas alam pada tahun 2017. Produksi dihasilkan dari pemboran sumur sisipan, aktivitas pengerjaan ulang dan injeksi air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement