Senin 30 Jul 2018 10:17 WIB

Dukung Ekspor, BNI Berpartisipasi pada Festival di Tokyo

Dua mitra binaan BNI yang menghasilkan produk layak ekspor ikut diajak berpromosi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
General Manager BNI Cabang Tokyo Aryo Bimo (kanan) bersama-sama Duta Besar Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif (kedua dari kanan) saat berbincang-bincang dengan salah satu pelaku usaha asal Indonesia yang diajak berpromosi pada acara Festival Indonesia di Tokyo, Jepang, Minggu (29 Juli 2018).
General Manager BNI Cabang Tokyo Aryo Bimo (kanan) bersama-sama Duta Besar Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif (kedua dari kanan) saat berbincang-bincang dengan salah satu pelaku usaha asal Indonesia yang diajak berpromosi pada acara Festival Indonesia di Tokyo, Jepang, Minggu (29 Juli 2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berpartisipasi dalam Festival Indonesia yang diselenggarakan di Tokyo pada Sabtu dan Minggu lalu, tepatnya 28 dan 29 Juli 2018. Dalam pameran yang digelar dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang ini, dua mitra binaan BNI yang menghasilkan produk layak ekspor ikut diajak untuk berpromosi di Tokyo.

Kesempatan promosi itu diharapkan membuka peluang bagi mitra BNI dalam menjaring calon pembeli baru dari luar negeri. Dengan begitu nantinya dapat berkontribusi dalam meningkatkan ekspor Indonesia.

Mitra-mitra binaan yang diajak pun sudah dibekali kemampuan untuk menjual produk melalui pasar online. Sebab mereka merupakan anggota aktif di Rumah Kreatif BUMN (RKB) binaan BNI.

Mitra binaan yang diajak yakni Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak asal Pontianak, Kalimantan Barat dan Jendra Jewelry asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kedua mitra binaan BNI ini telah mulai berpromosi sejak dibukanya Pameran Indonesia di Tokyo, Jepang, Sabtu, (28/7). Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak yang menjual tenun ikat hasil karya penenun dari Suku Dayak, Kalimantan. Galeri tersebut beroperasi di Pontianak, Kalimantan Barat.

Corporate Secretary BNI Kiryanto menuturkan, kain tenun tersebut merupakan warisan budaya nenek moyang Suku Dayak yang perlu dilestarikan dan layak mendapatkan perhatian warga dunia. Hal itu alasan BNI membawa Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak untuk turut berpartisipasi dalam Festival Indonesia di Tokyo.

Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak menjadi wadah bagi para penenun Suku Daya untuk melestarikan budayanya dan di saat yang bersamaan memasarkan hasil tenunannya ke pasar yang lebih luas. Dengan semakin dikenalnya kain tenun tersebut, maka diharapkan penjualannya akan meningkat yang berujung pada meningkatnya pula kesejahteraan hidup para penenun Suku Dayak.

Masalah yang kerap kali dihadapi oleh para penenun Suku Dayak adalah permodalan dan ketersediaan bahan pewarna alami. Bahan pewarna alami yang bersumber dari alam kerap kali semakin sulit didapat karena proses pengambilannya yang masih belum memikirkan aspek kelestarian. Maka, BNI sebagai pembina memberikan permodalan serta pelatihan bagi para penenun Suku Dayak tentang pemanfaatan sumber bahan pewarna yang lebih ramah lingkungan.

"Pada akhirnya, tidak hanya melestarikan budaya serta meningkatkan penjualan dan kesejahteraan penenun. Proses pembuatan juga lebih ramah lingkungan dapat memberikan nilai lebih tersendiri," ujar Kiryanto melalui siaran pers yang diterima Senin, (30/7).

Dalam mengembangkan usahanya, Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak telah menerapkan dua jenis pendekatan, yaitu pendekatan cultural yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penenun. Kemudian pendekatan structural yang mendorong adanya perhatian dan kebijakan yang berpihak bagi para penenun sebagai pelaku usaha mikro-kecil. Strategi pemasaran pun telah dilakukan antara lain mengadakan business meeting, mengikuti pameran, hingga katalog atau leaflet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement