Senin 30 Jul 2018 08:35 WIB

Perang Dagang, BMW Menaikkan Harga Jual untuk Pasar Cina

BMW akan meningkatkan harga ritel sebesar 4 hingga 7 persen

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
BMW
BMW

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Produsen mobil asal Jerman, BMW akan menaikkan harga jual sebsar dua kali lipat untuk pasar Cina. Kenaikan ini untuk mengatasi biaya tambahan tarif atas impor mobil oleh Amerika Serikat (AS).

Dalam sebuah pernyataan, BMW akan meningkatkan harga ritel untuk tipe X5 dan X6 masing-masing sebesar 4 persen hingga 7 persen. Adapun, tipe tersebut dibuat di pabrik South Carolina, dan diimpor ke Cina.  Langkah kenaikan tarif ini diambil setelah Cina memberlakukan tarif impor terhadap produk AS.

"BMW mendukung perdagangan bebas, tetapi kami tidak bisa diam saja ketika terjadi perubahan pasar," ujar juru bicara BMW dalam sebuah pernyataan, Senin (30/7).

Diketahui, BMW mengimpor tipe kendaraan X4, X5, dan X6 crossover SUV dari AS untuk pasar Cina. Permintaan untuk tipe kendaraan tersebut cukup pesat di Cina. Pada 2017 lalu, BMW mengirim lebih dari 100 ribu kendaraan dari pabrik di AS untuk pasar Cina.

Di sisi lain, produsen mobil asal Jerman lainnya yakni Daimler AS juga menaikkan harga kendaraannya pada pertengahan Juli lalu. Chief Executive Daimler, Dieter Zetsche mengatakan, pihaknya sedang mencari cara untuk mengurangi dampak perang dagang. Adapun Daimler sedang mengkaji kemungkinan memindahkan sebagian produksi dari AS ke Cina.

Zetsche menyatakan, tarif impor yang diberlakukan oleh Cina akan menurunkan laba sebelum pajak pada 2018 ini. Tak hanya itu, tarif tersebut juga akan merugikan penjualan SUV Mercedes-Benz.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement