Senin 30 Jul 2018 02:06 WIB

Maskapai Nilai Terminal LCC Berikan Keuntungan 

Terminal LCC dapat berdampak pada efektivitas operasional pesawat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Citilink
Foto: Republika/Wihdan
Citilink

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu maskapai berbiaya hemat atau low cost carrier (LCC) Citilink Indonesia menilai rencana pemerintah untuk membuat terminal LCC akan memberikan dampak positif. VP Corporate Secretary dan CSR PT Citilink Indonesia Ranty Astari Rachman menambahkan begitu juga dengan rencana pemberian insentif bagi maskapai LCC menjadi salah satu tambahan keuntunga untuk maskapai berbiaya hemat. 

Dibentuknya terminal LCC, lanjut Ranty, akan memberikan kemudahan bagi penumpang setia maskapai berbiaya hemat. "Ini termasuk dari proses pre flight dan post flight juga kemudahan dalam proses transit," kata Ranty kepada Republika.co.id, Ahad (29/7). 

Selanjutnya bagi maskapai, Ranty menganggap terminal LCC dapat berdampak pada efektivitas operasional pesawat. Termasuk juga dalam peningkatan on time performance (OTP) sehingga Citilink mendukung rencana tersebut. 

Meskipun begitu, Ranty memastikan Citilink akan terus meningkatkan pelayanannya sebagai maskapai berbiaya hemat. "Ini kami lakukan dengan memberikan value added layanan atau produk kepada penumpangnya, seperti dalam tahun ini akan ada fasilitas Wi-Fi di pesawat," jelas Ranty. 

Sementara itu, selain memperbanyak jaringan dan meningkatkan kapasitas, lanjut Ranty, Citilink akan memanfaatkan penerbangan-penerbangan pada waktu malam hari. Hanya saja, Ranty mengatakan hal tersebut masih memerlukan integritas dan dukungan dengan stakeholder bandara.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melihat ada peluang bisnis jika terminal LCC dibuat untuk meningkatkan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Kemenpar juga masih menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia pasa 2020. 

Sebelumnya, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan dengan pertumbuhan penumpang LCC yang naik 55 persen pertahun, angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan full service carriers (FSC) yang hanya sekitar tujuh persen. Untuk itu AP II tengah mengembangkan juga terminal LCC di Bandara Banyuwangi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement