REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Fatayat Nahdatul Ulama bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menggelar Workshop Manajemen Usaha bagi calon pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Koodinator Bidang Dakwah Pimpinan Pusat Fatayat NU Miftahul Jannah menjelaskan workshop BUMDes ini diikuti 50 peserta yang berasal dari Kabupaten Konawe 30 orang dan utusan dari Kabupaten Bombana 20 orang.
Dari jumlah tersebut ada beberapa peserta yang sudah mengelola BUMdes namun belum maksimal karena minimnya pengalaman usaha. Sementara sisanya masih sebagai peserta pemula.
"Kami berharap teman-teman perempuan yang berada di desa yang usia produktif 20-45, usia dimana perempuan-perempuan itu harus bisa mandiri secara ekonomi, sehat secara lahir dan batin, mampu mengurus anak dan keluarga bahkan bisa membantu ekonomi keuangan keluarga," kata Miftahul Jannah.
Pimpinan pusat Fatayat Nahdatul Ulama terus mendorong Daiyah Fatayat NU khususnya yang berada di daerah tertinggal untuk bisa mandiri dan memiliki penghasilan sendiri. Dengan begitu diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan berbasis potensi lokal.
"Apalagi Daiyah NU yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia rata-rata berusia produktif 20-45 tahun sehingga perlu mendapat pelatihan khusus dari berbagai instansi pemerintah maupun lembaga BUMN maupun BUMD yang sifatnya tidak mengikat," ujarnya.
Ada beberapa materi yang diberikan dalam workshop tersebut diantaranya bagaimana mengelola BUMDes, bagimana meningkatkan omset penjualan serta bagaimana masyarakat bisa mengakses Dana Desa untuk bisa dikelola oleh BUMDes yang nantinya bisa dinikmati oleh orang banyak. Target dari kegiatan ini agar program pemerintah dalam upaya mensejahterakan masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa khususnya yang berada di daerah-daerah tertinggal dan terpencil bisa terwujud.