Jumat 27 Jul 2018 11:45 WIB

Potensi Sagu Bisa Tingkatkan Perekonomian Negara

Indonesia dinilai negara dengan potensi sagu terbesar di dunia.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anggota kelompok tani sagu memperhatikan pengolahan sagu modern tanpa limbah, di Desa Labela, Besulutu, Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (18/12). Untuk membantu mewujudkan ketahanan pangan serta program pembangunan pertanian berkelanjutan menuju tahun 2030, Food and Agriculture Organization (FAO) perwakilan Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Kelompok Tani Sagu (KTS) di Kabupaten Konawe menanam ratusan hektar pohon sagu serta membuat tempat pengolahan sagu modern tanpa limbah.
Foto: Jojon/Antara
Anggota kelompok tani sagu memperhatikan pengolahan sagu modern tanpa limbah, di Desa Labela, Besulutu, Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (18/12). Untuk membantu mewujudkan ketahanan pangan serta program pembangunan pertanian berkelanjutan menuju tahun 2030, Food and Agriculture Organization (FAO) perwakilan Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Kelompok Tani Sagu (KTS) di Kabupaten Konawe menanam ratusan hektar pohon sagu serta membuat tempat pengolahan sagu modern tanpa limbah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir menjelaskan salah satu potensi pertanian di Indonesia namun masih kurang pamor saat ini adalah Sagu. Irwan menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan potensi sagu terbesar di dunia.

Irwan menjelaskan dari total lahan sagu di dunia, hampir lima juta hektar sumber sagu berada di Indonesia. di Papua, kata Irwan potensi sagu mencapai empat juta hektare. Tak hanya di Papua, kata Irwan ada 67 kabupaten kota penghasil sagu di Indonesia, dengan potensi lahan tersedia mencapai enam juta hektar.

"Potensinya besar, tapi saat ini sagu belum mendapatkan tempat sebagai tuan rumah di negara sendiri," ujar Irwan di Balai Kartini, Jumat (27/7).

Irwan menjelaskan saat ini di Kab. Kepulauan Meranti, kami sudah mengekspor sagu kering dgn kualitas tinggi, 1 tahun rata2 3.000 ton yg dihasilkan oleh PT Nasional Sagu Prima.

Sagu ini dikirim antara lain ke Jepang, Singapur, Malaysia dan di Indonesia ke Cirebon. Ada bebrapa pengusaha lokal yg jg sudah mengekspor sagu ke Malaysia, Singapur, dan ke Cirebon jg dlm jumlah besar sagu basah.

"Kendala yg kita temui saat ini adalah masih sangat kecilnya pasar sagu di Indonesia dan dunia. Shingga kami khawatir lambat laun petani petani sagu akan mengalihkan lahan produktif untuk sagu ke komoditas lain yang lebih menguntungkan," ujar Irwan.

Ia menilai dengan jumlah pertambahan penduduk yang semakin naik tiap tahunnya, maka ketersediaan beras dalam negeri tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan ini. Sagu, kata Irwan menjadi salah satu alternatif.

"Suatu saat nanti kami mmperkirakan pasokan beras padi untuk indonesia tentu akan mengalami krisis dan kita udh harus mulai memikirkan alternatif pengganti beras, yakni sagu. Sagu sbg komoditas asli indo dgn potensi yang melimpah harus didorong utk berkembang," ujar Irwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement