REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bahwa tekanan ekonomi global harus dihadapi bersama-sama. Persatuan merupakan modal untuk menghadapi tekanan global yang semakin sulit.
"Sekarang yang kita hadapi adalah tekanan ekonomi global yang harus dihadapi bersama. Karena aset kita adalah persatuan dalam menghadapi tantangan global yang semakin sulit," ujar Jokowi saat berpidato pada Harlah ke-20 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Ahad (22/7).
Karena itu, Jokowi mengingatkan agar masyarakat tidak saling mencela, mencemooh dan memaki satu sama lainnya. Sebab kondisi semacam ini akan membuat Indonesia semakin tertinggal jauh dari negara-negara tetangga.
"Jangan sampai energi kita habis karena saling mencela mencemooh dan memaki di antara kita. Sedangkan negara lain sudah lari ke mana-mana," katanya.
Jokowi mengingatkan bahwa saat ini sudah memasuki era revolusi Industri 4.0. Maka, Indonesia sebaiknya memiliki strategi dalam menghadapi kondisi saat ini "Kalau konsentrasi kita masih hal-hal tadi, kita bisa ditinggal negara lain. Negara lain sudah berpikir artificial intelligent, big data, kita masih pada hal yang tadi saya sampaikan. Saya sedih, ekspor kita, sudah kalah dengan Singapura, Malaysia, Vietnam. Kita tidak bisa terus-terusan kalah, apalagi kalau nanti kalah dari Kamboja, Laos," tegas Jokowi.
Dia lantas mencontohkan, salah satu bentuk persiapan dalam menghadapi tekanan global adalah pemerataan pembangunan. Menurut Jokowi, ada banyak pihak bertanya mengapa pemerintah saat ini fokus membangun di Indonesia timur.
Ada juga pertanyaan tentang mengapa harus memulai pembangunan dari desa. Saat ini pemerintah telah menyalurkan dana desa sebesar Rp 187 triliun. Merujuk hal ini, Jokowi mengakui kalau pembangunan dipusatkan di Jawa, maka perekonomian Indonesia akan baik.
"Kalau mau cepat, bangun super koridor ekonomi Jawa bagian utara, perekonomian kita akan baik. Tapi bagaimana soal keadilan, pemerataan? Return ekonomi cepet, return politik juga cepet. Tapi namanya keadilan, pemerataan, adalah amanat konstitusi yang harus kita jalankan," tambah Jokowi.