Rabu 18 Jul 2018 11:36 WIB

Pembangunan Infrastruktur di Jabar Dongkrak Pertumbuhan

Jawa Barat juga berperan menampung investasi di sektor industri pengolahan dan jasa

Suasana bangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (24/5).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Suasana bangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (24/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah gencar membangun infrastruktur terutama di Jawa Barat. Pengamat infrastruktur Harun Al Rasyid meyakini pembangunan infrastruktur itu akan memacu pertumbuhan ekonomi.

Harun merujuk pada sejumlah proyek infrastruktur yang dibangun di era Kabinet Kerja ini. Proyek infrastruktur itu seperti Pelabuhan Patimban di Subang, Tol Bogor-Sukabumi (Bocimi), Bandara Kertajati, Bandara Sukabumi, dan jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi.

"Ini sebetulnya merupakan rencana lama. Tapi tentu saja sangat positif. Cuma satu hal harus ada ruang pemanfaatan bagi masyarakat secara langsung," kata Harun di Jakarta, Rabu (18/7).

Guru besar ITB ini berharap masyarakat dan pemda bisa memanfaatkan semaksimal mungkin pembangunan infrastruktur ini untuk pengembangan ekonomi dan usaha. Pembangunan infrastruktur ini patut didukung. "Sebagai salah satu daerah penyangga ibu kota, Jawa Barat memiliki posisi strategis," kata dia.

Jawa Barat, ujar Harun menambahkan, juga memiliki keterkaitan yang kuat dalam penyediaan bahan baku dan tenaga kerja. Propinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia ini pun memiliki keterkaitan dengan Ibu Kota dalam penyediaan pelayanan dan fasilitas publik khususnya transportasi dan permukiman.

"Jawa Barat juga berperan menampung investasi di sektor industri pengolahan dan jasa yang tidak mungkin lagi dikembangkan di Jakarta," ucap Harun.

Konektifitas menjadi misi utama Kabinet Kerja dalam pembangunan infrastruktur. Salah satu yang akan dimulai pembangunannya pada akhir Juli ini adalah pelabuhan internasional di Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang. Pemerintah telah membebaskan lahan seluas 372 hektare menggunakan dana pusat.

Pembangunan Pelabuhan Patimban terbagi menjadi beberapa tahapan. Pada tahap I fase pertama, Pelabuhan Patimban akan memiliki terminal kendaraan dengan dermaga sepanjang 300 meter serta terminal peti kemas 420 x 35 meter.

Pada fase kedua akan dikembangkan terminal kendaraan hingga 690 meter. Terminal peti kemas juga diperpanjang dan diperluas menjadi 1.740 x 35 meter. Seluruh tahapan pembangunan Pelabuhan Patimban diperkirakan selesai pada 2027.

Nilai investasi pembangunan Pelabuhan Patimban tahap pertama fase 1 dan 2 berjumlah Rp 25 triliun. Total kebutuhan investasi diperkirakan mencapai Rp 43 triliun

Harun meyakini pembangunan infrastruktur akan jadi pondasi bagi pergerakan dan pemerataan ekonomi di Jawa Barat. "Keterkaitan ekonomi antara dua provinsi (Jawa Barat dan Jakarta) perlu disiapkan dengan baik, butuhkan konektivitas, butuh integrasi, sinergi yang kuat lagi," kata dia.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit menyatakan Jawa Barat termasuk provinsi yang paling banyak menjadi lokasi proyek strategis nasional infrastruktur. Pemerintah begitu menaruh harapan ke Jawa Barat untuk menjadi provinsi yang memanfaatkan pembangunan infrastruktur itu.

Guru Besar UGM ini mengatakan manfaat dari proyek-proyek itu sangat dipengaruhi respons investor terhadap perluasan usaha dan pengembangan bisnis pasca penyediaan infrastruktur. "Bagi masyarakat, aksesibilitas dan mobilitas yang meningkat harus menjadi pemicu pengurangan biaya di level rumah tangga sehingga produktifitas pendapatan makin meningkat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement