REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Harga saham Amerika tergelincir, Rabu, akibat aksi jual. Fenomena itu terjadi menyusul meningkatnya ketegangan dan kekhawatiran perang dagang yang lebih luas, setelah pemerintahan Donald Trump memperluas produk-produk Cina yang dikenakan pajak senilai 200 miliar dolar AS.
Pemerintah Amerika telah mengeluarkan daftar ribuan produk impor Cina yang menjadi target kebijakan tarif impor baru. Pemerintah Cina pun siap melakukan tindakan balasan atau pukulan balik.
"Sayangnya pasar belum mengatasi dampak kebijakan tarif impor baru dan dampak perang dagang saat ini," kata Art Hogan, salah seorang pelaku pasar modal di New York.
"Kekhawatiran atas nasib perdagangan dunia dan perang dagang benar-benar mengalami dampak buruk, tapi kurang dirasakan pasar Amerika daripada pasar internasional, " ujar dia.
Tambah tegang lagi karena dalam pertemuan puncak NATO di Brussels, Presiden AS Donald Trump menuduh Jerman sebagai "tawanan" Rusia. Trumph menuntut Negara-negara Eropa yang tergabung dalam NATO menyetor uang lebih banyak pertahanan mereka sendiri.
Pada pukul 10.04 pagi, indeks harga saham Dow Jones Industrial Average turun 141,78 poin, atau 0,57 persen, pada 24.777,88, sementara S & P 500 turun 11,70 poin, atau 0,42 persen, pada 2.782,14 dan Nasdaq Composite turun 22,36 poin, atau 0,29 persen, pada 7,736.84.
Penurunan terbesar pada saham unggulan, yakni adalah Boeing, 3M, Caterpillar dan United Technologies. Saham mereka turun antara 1,2 persen dan 2 persen.
Harga saham pada sepuluh dari 11 sektor utama menurun. Harga saham perusahaan teknologi juga turun 0,21 persen. Produsen chip, yang sangat bergantung pada pasar China pada pendapatan perusahaan paling banyak mengalami penurunan, dan indeks harga saham semikonduktor Philadelphia jatuh 1,43 persen.