REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bioetanol bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa dipakai sebagai bahan bakar bagi kendaraan yang ramah lingkungan. Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan bila banyak kendaraan di berbagai wilayah di Nusantara dapat menggunakan bioetanol, maka hal terebut ke depannya juga bakal mengurangi ketergantungan importasi BBM.
Bioetanol yang merupakan salah satu bahan bakar yang dihasilkan dari tumbuhan. Harjanto mengatakan penggunaan bioetanol juga melibatkan petani di berbagai kawasan Nusantara sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
"Kita banyak sumber seperti bioetanol," kata Harjanto.
Ia mengemukakan bahwa untuk jenis kendaraan ramah lingkungan yang sedang dikembangkan tidak terfokus kepada satu hal tetapi memiliki berbagai alternatif. Hal tersebut, lanjutnya, agar para konsumen ke depannya juga bisa menentukan mana yang paling cocok bagi mereka.
Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR Mukhtar Tompo menyatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan datang ke Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan untuk meneliti potensi pohon Lontar yang akan menjadi sumber enegi etanol.
"Saya sudah mendiskusikan potensi pohon Lontar ini dengan Pak Menteri Jonan dan beliau menyambut baik usulannya dengan membentuk tim ahli guna melakukan penelitian lebih lanjut," ujar Mukhtar Tompo.
Ia mengatakan melimpahnya pohon lontar di daerah asalnya di Kabupaten Jeneponto menjadi nilai tambah tersendiri, apalagi masyarakat Sulawesi Selatan sudah lebih mengenal iklim di Jeneponto.
Mukhtar mengungkapkan warga Kabupaten Jeneponto sejak lama telah menjadikan pohon Lontar sebagai salah satu sumber penghasilan. Namun tidak sedikit yang mengambil manfaat positif lontar.
Dia menyebutkan salah satu manfaat positifnya adalah potensinya menghasilkan sumber energi terbarukan seperti bioetanol. Nira pohon lontar juga bisa menjadi bioetanol untuk medik.