Selasa 10 Jul 2018 13:13 WIB

Bappenas: Perang Dagang Bisa Ganggu Ekonomi Daerah

AS akan mencabut tarif bea masuk istimewa yang selama ini diperoleh produk Indonesia

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
Foto: Dok Bappenas
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menilai perang dagang yang dilancarkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) dapat mengganggu perekonomian daerah. Terutama daerah penghasil produk atau komoditas ekspor.

"Di dalam perang dagang, yang ditakutkan adalah adanya proteksi, tarif tinggi, yang kemudian bisa pengaruhi ekspor. Kalau ekspor produk atau komoditi terganggu, kita khawatirkan nanti perekonomian di daerah penghasil komoditas atau barang tersebut juga akan terganggu," ujar Bambang saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (10/7).

Sementara itu, dalam konteks Indonesia dan AS sendiri, perang dagang memang akan berdampak pada produk-produk ekspor manufaktur yang didominasi oleh daerah-daerah di Jawa. "Potensi dampak dari perang dagang, kita harus lihat apa sektor yang terkena, kemungkinan ya sektor manufaktur, manufakturnya terkait tekstil. Tapi bisa juga kemudian kalau AS misalkan men-challenge Indonesia mengenai produk-produk yang sudah dapatkan GSP (Generalized System of Preference), tentunya ini akan mempengaruhi ekspor Indonesia ke AS," kata Bambang.

GSP merupakan kebijakan perdagangan suatu negara yang memberi manfaat pemotongan bea masuk impor terhadap produk ekspor dari negara yang memeroleh manfaat GSP. Kendati demikian, lanjut Bambang, apabila Indonesia mendapatkan hambatan dari AS terkait ekspor, pemerintah Indonesia bisa mengalihkan produk ekspor ke negara lain dan ia menilai hal tersebut seharusnya tidak menjadi masalah.

Namun, pemerintah Indonesia tentunya harus mempersiapkan diri jika perang dagang oleh AS berlanjut dengan tetap menjaga daya saing produk ekspor Indonesia. "Tentunya kita harus tetap mempersiapkan diri. Pertama, negosiasi tetap dikedepankan. Kedua, kita harus terus menjaga daya saing. Kalau kita bisa menjaga daya saing, kalau kita dihalangi di suatu negara, produk kita yang sudah kompetitif ini bisa mengalir ke negara lain. Jadi seharusnya jaringan ekspornya tidak tergaanggu," ujar Bambang.

Pada pekan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sempat menyatakan akan mengevaluasi produk-produk atau komoditas dari Indonesia yang masuk ke negeri Paman Sam tersebut. Pemerintah AS akan mencabut tarif bea masuk istimewa yang selama ini diperoleh produk-produk ekspor Indonesia ke AS.

Pemerintah Indonesia menyatakan akan mengirim tim untuk melakukan negosiasi terkait ancaman perang dagang dari Presiden AS Donald Trump tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement