Senin 09 Jul 2018 17:21 WIB

Pedagang: Beras Saset Belum Masuk ke Pasar Tradisional

Beras kemasan saset berkualitas premium yang jika dimasak menjadi 3 piring nasi.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Pekerja mengangkut karung beras Bulog di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (24/5).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Pekerja mengangkut karung beras Bulog di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (24/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Abdullah Mansuri, menyebut beras kemasan saset produksi Bulog belum masuk ke pasar-pasar tradisional. Beras saset merupakan inovasi terbaru Bulog yang bertujuan untuk menyediakan bahan pangan dengan harga terjangkau bagi masyarakat.

“Sampai saat ini saya belum terima laporan ada penjualan beras saset di pasar,” kata Abdullah, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (9/7).

Kendati produk terbaru Bulog itu belum masuk ke pasar, Abdullah memprediksi, beras saset akan diterima dengan cepat oleh masyarakat. Sebab, menurutnya, konsumen di Indonesia memiliki kecenderungan suka mencoba produk baru.

Selanjutnya, agar program beras saset dapat berjalan efektif dan berkelanjutan, kata Abdullah, Bulog harus memastikan beras yang dijual memiliki kualitas yang bagus dengan harga terjangkau. “Menurut saya, kuncinya tetap di kualtas berasnya.”

Perum Bulog sebelumnya menyebut telah mendistribusikan beras saset ke lima provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Tiap kemasan berisi 200 gram beras yang dijual dengan harga Rp 2.500 per saset. Jika sudah dimasak, satu kemasan bisa menghasilkan tiga piring nasi. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut, beras yang dipakai untuk program baru ini adalah beras kualitas premium.

Baca: Bulog akan Jual Beras Kemasan Sachet ke Seluruh Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement