Senin 09 Jul 2018 16:29 WIB

Oktober, Petani Indramayu Diharapkan tak Lagi Jual Gabah

Petani sudah beralih dari menjual gabah ke menjual beras.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Beras
Foto: Republika/ Wihdan
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah saat ini tengah mengimplementasikan program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian yang diresmikan sejak awal Juni 2018. Kali pertama diresmikan, program tersebut sudah diimplementasikan di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. 

Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Wahyu Kuncoro memastikan proses edukasi dan sosialisasi sistem digital pertanian akan terus dilakukan dengan baik. Paling tidak hingga September 2018 mendatang.

Kemudian, kata dia, petani di Sliyeg, Kabupaten Indramayu, yang sudah terlebih dahulu diimplementasikan bisa memberikan dampak positif. "Pada Oktober dan November diharapkan proses pengalihan pola petani menjual gabah menjadi petani menjual beras sudah bisa terjadi pada panen raya di Sliyeg," kata Wahyu di Kementerian BUMN, Senin (9/7). 

Jika hal tersebut terjadi, Wahyu menargetkan pada 2019 perluasan program kewirausahaan dan digitalisasi sistem pertanian bisa dilakukan. Terutama sudah bisa diimplementasikan ke seluruh kabupaten di Indonesia.

Pembinaan dan digitalisasi sistem pertanian dikembangkan oleh PT Telkom Indonesia (Persero). Sistem tersebut terintegrasi melalui aplikasi digital pertanian yang disebut Logistik Tani (Logtan). 

Baca juga, Digitalisasi Pertanian, Ini Keuntungan Bagi Petani

Direktur Digital and Strategic Portfolio Telkom David Bangun menjelaskan aplikasi tersebut bisa mengintegrasikan siklus pertanian sehingga petani berkesempatan tak hanya menjual gabah saja tapi juga beras. Dengan begitu, pendapatan para petani jauh lebih meningkat. 

"Nantinya ini (aplikasi Logtan) bisa mengintegrasikan empat siklus pertanian, yaitu masa pratanam, tanam, panen, dan pascapanen," tutur David. 

David optimistis program tersebut dapat membantu meningkatkan kesejahteraan para petani. Menurutnya, hal tersebut didukung dari keberadaan Logtan untuk memastikan keterpaduan, validitas, dan akurasi berbagai data pertanian. 

Dia memastikan, informasi yang terekam dalam Logtan telah divalidasi langsung ke lapangan. Dengan begitu sudah dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti foto petani, foto lahan, dokumen KTP, dan dokumen Kartu Keluarga (KK). 

Program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian saat ini diimplementasikan di sembilan kabupaten Jawa Barat. Kabupaten tersebut yaitu Indramayu, Karawang, Purwakarta, Majalengka, Sumedang, Cianjur, Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement