REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (3/7) pagi bergerak melemah tujuh poin. Rupiah melemah menjadi Rp 14.397 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.390 per dolar AS.
Rupiah terus bergerak melemah. Hingga pukul 10.30 WIB, menjelang penutupan perdagangan siang, rupiah kembali mengalami depresiasi 39 poin menjadi 14.429 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan depresiasi rupiah memang masih dominan dipengaruhi faktor eksternal. "Pelaku pasar masih mencermati perkembangan dari potensi terjadinya perang dagang antara AS dan Cina," ujar Reza.
Selain itu, pelemahan rupiah terhadap dolar AS juga belum mampu terangkat oleh sentimen domestik. Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin merilis inflasi Juni 2018 yang tercatat sebesar 0,59 persen, lebih tinggi dari ekspektasi.
Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (2/7), tercatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp 14.331 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.404 per dolar AS.
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, meski laju suku bunga acuan telah dinaikkan sebesar 50 basis poin atau sesuai dengan keinginan pasar untuk meredam pelemahan rupiah lebih dalam, namun tidak banyak berimbas pada pergerakan rupiah yang hanya naik tipis.
Sama dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa dibuka melemah sebesar 9,42 poin menjadi 5.737,36. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 2,38 poin (0,26 persen) menjadi 899,71.