REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Dalam menghadapi ekonomi global, perlu kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dana berkompeten. Hal ini memerlukan upaya pengembangan SDM, produktivitas kerja, dan daya saing tenaga kerja di pasar global.
Upaya itu dipercepat dengan implementasi SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), melalui program pelatihan kerja berbasis kompetensi serta dilaksanakan Sertifikasi Kompetensi Kerja.
"Ini merupakan bentuk pengakuan formal terhadap kompetensi kerja yang dikuasai oleh tenaga kerja yang berpengalaman," kata Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Magelang, R Hermawan.
Menurutnya, kelompok Indonesian Ornamental Plant (IOP) yang dipimpin oleh Renyta sudah melakukan penjajakan dan persiapan untuk ekspor dan perizinan dengan didampingi pembimbing eksternal praktisi kultur jaringan yaitu Pranowo.
Pranowo mengatakan, menjadi asesor tidak semudah yang dibayangkan, perlu pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta komunikasi. “Oleh karena itu, dengan adanya kader muda yang bisa menjadi asesor, semoga bermunculan Renyta- Renyta baru, di masa yang akan datang,” ujarnya,.
Pusat Pelatihan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian yang merupakan lembaga sertifikasi profesi (LSP) pertanian, adalah lembaga pendukung Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang bertanggung jawab melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi bidang pertanian.
Baru baru ini, BNSP melakukan bimtek sertifikasi utk calon asesor kompetensi bidang pertanian. Salah satu bidang kompetensi yang disiapkan adalah asesor bidang kultur jaringan. Saat ini, ujarnya, secara nasional baru ada tiga asesor bidang kultur jaringan.
Di antara yang sudah lulus bimtek asesor kompetensi bidang kultur jaringan adalah, Renyta Septiana Hapsari yang merupakan mahasiswa STPP Magelang jurluhtan Yogyakarta. Renyta yang juga ketua kelompok Kewirausahaan PWMP IOP STPP ini, merupakan asesor kultur jaringan termuda.