Jumat 08 Jun 2018 15:09 WIB

Pelindo Cari Mitra Operator Pelabuhan Kuala Tanjung

Lebih dari delapan perusahaan asing sudah menyampaikan minatnya

Pekerja melakukan proses pembangunan lantai jembatan dermaga Terminal Multi Purpose Pelabuhan Kuala Tanjung milik Pelindo I, di Batubara, Sumatera Utara, Jumat (11/3).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Pekerja melakukan proses pembangunan lantai jembatan dermaga Terminal Multi Purpose Pelabuhan Kuala Tanjung milik Pelindo I, di Batubara, Sumatera Utara, Jumat (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1 sedang mencari mitra operator Pelabuhan Serbaguna Kuala Tanjung, Sumatera Utara, yang akan mulai beroperasi. Pelabuhan Kuala Tanjung ditargetkan mulai beroperasi Juli 2018.

"Yang melamar banyak 'banget', lebih dari delapan surat pernyataan minat yang sudah kami terima, di antaranya dari Qatar, Arab Saudi, Filipina, Prancis, Jepang, Cina, Hong Kong," kata Direktur Utama Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana di Jakarta, Jumat (8/6).

Bambang mengatakan, penetapan operator yang menjadi mitra Pelindo 1 akan melalui tahapan seleksi. Untuk itu telah ditunjuk konsultan yang akan memberikan penilaian baik dari aspek teknis kepelabuhan dan kemaritiman, sruktur keuangan, dan manajemennya.

"TOR dari konsultan sudah ada dia kami, tinggal dimintakan persetujuan kepada pemegang saham," kata Bambang.

Bambang mengatakan, konsepnya bukan jual saham seperti Pelindo 2, tetapi yang dijual hak operasinya dengan demikian saham dan aset masih dalam kendali Pelindo 1 termasuk kewenangannya. "Operator yang ditunjuk nantinya harus memiliki Service Level Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee. Kalau tidak dipenuhi akan dikasih peringatan 1 dan 2 sebelum akhirnya diputus," jelas Bambang.

Bambang melihat pola penjualan hak operasi atas pelabuhan Kuala Tanjung merupakan opsi terbaik dan termudah untuk terminal serba guna, kompensasi finansialnya juga memiliki banyak opsi yang akan ditetapkan konsultan misalnya saja dibayar dimuka atau dibayar tahunan.

Terkait pembangunan Kuala Tanjung, Bambang mengatakan saat ini sudah mencapai 100 persen di struktur sisi laut meliputi pembanguna dermaga maupun jembatan (trestle) tinggal instalasi peralatan seperti mobile crane, traktor, rak, pipa (untuk curah).

Saat ini tengah dikejar pekerjaan mekanikal dan elektrikal yang capaiannya sudah 84 persen, tinggal menunggu "loading arm shipments" yang dijadwalkan tiba di Kuala Tanjung tanggal 20 Juni 2018 untuk memudahkan bongkar muat curah.

Bambang juga menjelaskan untuk pekerjaan akses jalan saat ini sudah mencapai 86 persen baik dari sisi darat maupun laut, masih terdapat 2.200 meter persegi di sisi darat yang sedang diselesaikan dengan masyarakat. Bambang membenarkan bahwa penyelesian pembangunan di Kuala Tanjung agak mundur dari rencana awal akibat kondisi alam. Awalnya diperkirakan kedalaman dermaga 40 sampai 60 meter, tetapi di lapangan ternyata 60 sampai 80 meter.

"Pekerjaan baru dapat direalisasikan Maret 2018 sehingga pekerjaan lainnya akhirnya juga ikut mundur," ujarnya menjelaskan.

Dengan telah dirampungkannya pembangunan Pelabuhan Serbaguna Kuala Tanjung pihaknya tinggal menunggu izin operasi dari Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengingat seluruh persyaratan sebagai pelabuhan sudah dipenuhi.

Bambang memberikan target Juli 2018 sudah peluncuran perdana (soft launching) untuk bongkar muat kapal kargo, sebelumnya sudah diuji coba untuk disandari kapal mewah jenis cruise, ternyata wisatawan lebih suka berlabuh di lokasi kami untuk berkunjung ke Danau Toba atau melanjutkan ke berbagai tujuan menggunakan pesawat di Kualanamu.    

Bambang mengatakan, kapal wisata jenis Cruise ini sudah kelima kalinya berkunjung ke Kuala Tanjung, terkait hal tersebut Pelindo 1 berencana akan mengembangkan dermaga penumpang disebelahnya, pertimbangannya biaya investasinya tidak terlalu besar, serta sudah mendapat  dukungan dari Menteri Pariwisata.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement