REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Memasuki H-8 Lebaran Idul Fitri 1439 H, Kamis (7/6), harga daging sapi sudah mencapai Rp 120 ribu per kg. Padahal, sebelumnya harganya berkisar Rp 110 ribu hingga Rp 115 ribu per kg. Diperkirakan sepekan menjelang Idul Fitri, harga akan menembus Rp 125 per kg, karena ibu rumah tangga mulai memborong daging untuk Lebaran.
"Sekarang harga daging (sapi) sudah Rp 120 ribu per kg. Jadi, banyak yang borong untuk menyetok sebelum harganya mahal menjelang Lebaran," kata Suratmin, pedagang daging sapi di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung, Kamis (7/6).
Ia mengatakan, sebelumnya sudah banyak para ibu rumah tangga yang membeli daging untuk menyetok persiapan Lebaran. Menurutnya, harga daging akan naik lagi sepekan menjelang Lebaran bisa mencapai Rp 125 ribu sampai Rp 130 ribu per kg.
Kenaikan harga daging, kata dia, karena permintaan tinggi, sedangkan pasokan masih normal. "Harga naik karena jelas permintaan tinggi menjelang Lebaran saja," ujarnya.
Nina, ibu rumah tangga, mengaku sudah menyetok daging sapi di kulkas sebanyak lima kg untuk dibuat beraneka ragam lauk pada hari Lebaran. Ia membeli saat itu seharga Rp 110 ribu per kg.
Satgas Pangan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung menggelar penetrasi pasar di tiga pasar Bandar Lampung, Kamis (7/6). TPID bekerja sama dengan PT Indoguna Utama dan Pinsar Petelur Nasional (PPN), Bank Indonesia, Polda dan Japfa ini, mengunjungi Pasar Tugu, Pasar Tamin dan Pasar Komindo (Metro).
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Lampung Ofrial mengatakan tujuan penetrasi pasar harga kebutuhan pokok stabil. Adapun yang dijual dalam penetrasi pasar ini adalah daging sapi austalia beku impor, daging ayam, dan telur.
Penetrasi pasar kedua ini menyediakan 200 kg daging ayam, 200 kg daging sapi, dan satu ton telur. Dan untuk di Pasar Komindo (Metro) 400 kg. Pada kegiatan ini, harga daging sapi beku sebesar Rp 80 ribu per kg, daging ayam Rp 31.500 per kg, dan telur ayam Rp 21 ribu per kg.
Menurut Ofrial, harga penetrasi pasar tersebut lebih murah karena bukan dari pedagang, tetapi langsung dari pengusahanya. Ke depan pihaknya akan kembali menjual daging di depan kantor Dinas Perdagangan Lampung.
Pimpinan Toko Tani Indonesia Chandra mengatakan, daging yang dijual di penetrasi kualitas normal dan stabil. Menurutnya, daging sapi tersebut berasal dari Australia. Jika dibandingkan dengan daging lokal itu sama tetapi bisa dibilang yang beku lebih higienis karena steril dari penyakit.