REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengenalkan program Ultra Mikro (UMI) kepada pedagang di Pasar Telukan, Kabupaten Sukoharjo. Program UMI ditujukan bagi pedagang atau pengusaha yang tidak terjangkau kredit usaha rakyat (KUR).
Ia mengatakan kredit UMI disalurkan melalui beberapa lembaga keuangan, di antaranya Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Bahana Artha Ventura. Menurut dia, mengingat plafonnya yang cukup rendah, syarat pengajuan pinjamannya tidak serumit syarat pengajuan KUR.
"Kalau KUR 'kan pinjamannya di atas Rp 50 juta, sedangkan ini (UMI, red.) untuk pedagang yang hanya pinjam Rp1 juta, Rp 2 juta, hingga Rp 5 juta. Dengan adanya program ini, diharapkan kegiatan ekonomi masyarakat dapat terus bergulir," katanya di sela kunjungan tersebut di Sukoharjo, Sabtu (26/5).
Pelaksana Tugas Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang bertindak sebagai pengelola kredit UMI Djoko Hendrato mengatakan program yang dimulai sejak Agustus 2017 hanya melayani pinjaman maksimal Rp 10 juta. Ia mengatakan peluncuran produk UMI untuk memfasilitasi pelaku usaha kecil yang tidak terjangkau oleh program KUR.
"Saya berharap tadinya semua (pelaku usaha UMKM, red.) bisa dijangkau KUR, tetapi ternyata tidak. Ada 44 juta orang yang tidak dijangkau KUR. Itu target yang bisa dijangkau UMI," katanya.
Menurut dia, selama masa uji coba sejak pertengahan tahun lalu, pemerintah menyediakan dana sebesar Rp1,5 miliar dengan target jangkauan 300 ribu nasabah. "PIP menghabiskan dana Rp 800 miliar dengan jangkauan 305 ribu nasabah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke," katanya.
Pada tahun ini, katanya lagi, Pemerintah menyiapkan Rp 2,5 miliar dengan target jangkauan 800 ribu nasabah. Ia berharap target tersebut dapat terpenuhi mengingat saat ini nilai serapan sudah mencapai Rp1,2 miliar dengan 400 ribu nasabah.