Selasa 22 May 2018 11:11 WIB

Laporan Keuangan BI 2017 Mendapat Opini WTP

Fokus BI mengoptimalkan bauran kebijakan.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Teguh Firmansyah
Bank Indonesia
Foto: Prayogi/Republika
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Indonesia kembali mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2017. Opini WTP telah dicapai BI selama 15 tahun sebagai upaya dalam mewujudkan tata kelola yang baik.

"Bank Indonesia meyakini pengelolaan keuangan yang baik dapat membangun kepercayaan pasar dan stakeholders serta mendukung pencapaian visi Bank Indonesia 2024 menjadi bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, melalui siaran pers, Senin (21/5).

Agusman menjelaskan, di tengah berlanjutnya ketidakpastian global, kebijakan Bank Indonesia tahun 2017 difokuskan pada upaya mengoptimalkan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Upaya tersebut dilakukan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Di bidang moneter, kebijakan secara konsisten diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju sasarannya dan menjaga defisit transaksi berjalan pada tingkat yang sehat, melalui penguatan strategi operasi moneter dan kebijakan nilai tukar serta pendalaman pasar keuangan.

"Berbagai kebijakan Bank Indonesia tersebut tercermin pada Laporan Keuangan BI yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan khususnya pada pos Aset dan Liabilitas untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter, dan pos Uang Dalam Peredaran," jelasnya.

Sedangkan dalam Laporan Surplus Defisit, tercermin dalam pos Pendapatan/Beban Bunga, pos Pendapatan/Beban Imbalan, pos Pendapatan/Beban Transaksi Aset Keuangan, pos Pendapatan/Beban Selisih Kurs Transaksi Valuta Asing, dan pos Pendapatan/Beban Pengelolaan Sistem Pembayaran.

BI dihadapi tantangan menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan dan mengeluarkan sejumlah bauran kebijakan. Kendati begitu tekanan rupiah belum juga mereda. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement