REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja meluncurkan tiga indeks saham baru. Salah satunya Jakarta Islamic Index 70 (JII70).
Ketua Asosiasi Manajemen Investasi Indonesia (AMII) Edward P Lubis berharap, dengan adanya indeks tersebut semakin banyak perusahaan bisa tercatat di saham syariah. Menurutnya, keberadaan JII70 juga mendorong emiten terus berkinerja baik demi menjaga posisinya dalam indeks.
"Kita lihat dengan adanya ini, emiten akan berusaha untuk masuk dalam indeks. Jadi memperbaiki rapor-nya, karena kalau kinerjanya memburuk atau dividennya turun dibandingkan lainnya, pasti akan dikeluarkan dari indeks," jelas Edward kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (17/5).
Bila emiten dikeluarkan dari suatu indeks, maka reputasinya ikut turun. "Kita pun pengelola fund juga harus keluarkan dari portofolio kita. Bagi kita juga, tidak suka saham yang keluar-masuk portofolio karena dia dikeluarkan dari indeks," katan Edward.
Ia menegaskan, penting sekali bagi emiten untuk menjaga posisinya dalam indeks. Hal itu pun berlaku pada indeks lainnya.
Lebih lanjut Edward menuturkan, kinerja saham syariah paling bagus saat perekonomian Indonesia melaju kencang. Terutama, bila dibarengi dengan naiknya harga komoditas.
"Jadi pergerakan indeks saham syariah pasti mengikuti IHSG sebagai broad indeksnya. Hanya, pada sektor-sektor tertentu di mana bobot saham-saham syariah itu besar pada saat komoditas naik tinggi, dia pasti lebih tumbuh. Jadi siklusnya berbeda sama IHSG," katanya.
Sebagai informasi, di akhir perdagangan sore ini, JII70 ditutup melemah 0,02 persen di posisi 219,736. Sebelumnya, siang tadi, indeks saham syariah tersebut sampat menguat hingga 1,26 persen di level 222,554.