REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terbukanya peluang impor daging sapi asal Brasil disambut baik importir. Apalagi, kualitas daging sapi tersebut dinilai hampir setara dengan daging sapi asal Australia.
"Lumayan bagus," kata Direktur PT Indoguna Juard Effendi, Rabu (16/5).
Selama ini, perusahaan importir tersebut mendatangkan daging sapi dari Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat (AS). Khusus daging sapi asal AS, mayoritas diperuntukkan bagi Hotel Restoran dan Katering (Horeka) karena kualitas prime. Sementara daging kerbau didapatkan dari Perum Bulog dengan harga Rp 61 ribu per kilogram (kg).
Nama Brasil belum lama ini muncul sebagai potensi baru untuk pemenuhan daging sapi beku di Indonesia. Tim Analisa Risiko Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatah Hewan (PKH) Kementerian Pertanian telah melakukan tinjauan dan sedang melakukan kajian kelayakan.
Melihat hal tersebut, Juard pun berminat untuk mendatangkan daging sapi dari Brasil. "Sepanjang itu memungkinkan kenapa tidak?" katanya.
Dalam satu bulan, Indoguna mengimpor sekitar 3.000 ton daging sapi beku meski tidak selalu terealisasi di angka tersebut. Khusus untuk Ramadhan dan Lebaran, seiring dengan peningkatan kebutuhan, impor pun meningkat dua kali lipat.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, kebutuhan daging baik sapi maupun kerbau pada Mei-Juni 2018 mencapai 116 ribu ton. Namun, produksi lokal diperkirakan hanya 75,4 ribu ton untuk periode yang sama.
"Kalau tidak ditutupi dengan impor, harga daging pasti naik," ujarnya.
Sebagai importir, ia pun mengeluhkan adanya penambahan biaya yang harus dihadapi. Kenaikan kurs saat ini yang mencapai Rp 14 ribu membuat adanya kenaikan Rp 1.000 per kg daging sapi beku.